Strategi Menang Kompetisi Online Versi Pecundang
Saya telah mengikuti 3 kali lomba Kompetisi Online. Ketiganya gagal total. Lomba - lomba tersebut diantaranya :
1. Sweety Care
2. Elevenia.
Kenapa saya marah dan kecewa ?. Kita bahas bersama .... Rehat dulu deh.
Ini beberapa Point yang menyebabkan saya kecewa kepada 2 penyelenggara Kompetisi, yaitu :
1. Sweety Care.
- Lomba Video tentang Tips Mengurus Anak dari Pampers Sweety melalui Program Parent Academy.
- Lomba menulis Iklan Layanan Masyarakat dari Trans7.
- Lomba menulis Blog tentang orang yang sangat disayang dari Situs Belanja Online Elevenia.
Kenapa Ketiga lomba tersebut bisa gagal, ada berbagai faktor penyebabnya, diantaranya :
- Kurang berpengalaman & masih pendatang baru dalam dunia Kompetisi Online sehingga tidak mengetahui strateginya.
- Kurang Fokus terhadap Sponsor penyelenggara Kompetisi. Terlalu terlena mengeksploitasi dan mengeksplorasi kepentingan pribadi dibandingkan Sponsornya.
- Kualitas Video maupun Tulisannya kurang bermutu dan tidak menarik.
- Kurang Inovasi dan Minim Teknologi dalam mengolah materi Kompetisi.
Berdasarkan pengalaman saya diatas tadi, maka saya menyarankan kepada anda yang baru ikut Kompetisi untuk fokus terhadap Point 2 diatas, "Perhatikan Siapa Sponsor Penyelenggara Kompetisi". Apapun temanya tak jadi masalah dan jangan terlalu fokus kepada Tema yang penting "Perhatikan Sponsornya". Saya telah banyak melihat para pemenang nomor 1. Mereka sangat pintar dalam mengolah materi yang akan dilombakan. Mereka menggunakan berbagai perangkat teknologi komputerisasi yang menarik untuk menyajikan bahasan tentang Profil & Produk penyelenggara Kompetisi. Para pemenang tersebut tidak terfokus terhadap alur cerita. Tema atau Materi Lomba hanyalah sisipan dan Kamuflase saja. Fokus perhatian tetap kepada Sponsor Penyelenggara Kompetisi. Jadi sebelum anda mengikuti kompetisi Online, maka yang harus anda perhatikan adalah "Sponsor Penyelenggaranya". Caranya adalah :
- Kumpulkan informasi sebanyak - banyaknya tentang Sponsor Penyelenggara Kompetisi.
- Siapkan Materi untuk membahas / mengulas Profil dan Produk Sponsor Penyelenggara Kompetisi dengan berbagai perangkat teknologi Komputerisasi yang menarik.
- Bahas sedetail mungkin keunggulan Produk tersebut dengan sedikit sisipan tema yang dihubungkan.
Intinya adalah "kejelian" menafsirkan kata "Menyisipkan". Jadi "Bukan Produk yang harus disisipkan", tapi "Tema yang harus disisipkan ke Produk". Kita harus fokus membahas profil, keistimewaan, keunggulan, cara pemakaian / belanja dsb dari berbagai produk dan layanan Sponsor penyelenggara (Panitia) Kompetisi. Masalah tema itu nomor 2. Isi materi blog tak perlu sedetail mungkin apalagi disertai melow atau memelas atau membanggakan hal - hal yang berhubungan dengan anda. Terlalu bertele - tele mengeksploitasi dan mengeksplorasi anda tak ada manfaatnya walaupun temanya tentang kehidupan keluarga anda. Sponsor penyelenggara menginginkan bagaimana produk mereka diulas tuntas sedetail mungkin yang dihubungkan dengan kehidupan sepintas anda. Sponsor ingin anda bisa melobi atau menarik konsumen lain untuk memperhatikan produknya, bukan fokus terhadap kehidupan anda.
Sponsor Penyelenggara Kompetisi akan dengan senang hati memberikan hadiah kepada anda karena produknya dibahas oleh anda melalui tulisan atau Video. Jadi harus Ada keuntungan Simbiosis Mutualisme (Saling Menguntungkan). Bila dianalogikan akan seperti ini perkataan sponsor Penyelenggara Kompetisi, "Untuk apa kami mengeluarkan biaya gratis berupa hadiah kepada anda, tapi anda tidak peduli terhadap Produk kami. Mana kepedulian anda terhadap kami. Kami tak mau tahu siapa anda. Produk kamilah yang paling utama".
Apakah Strategi sponsor penyelenggara kompetisi (Panitia Kompetisi) ini wajar ?. Ya, sangat wajar dan waras sekali. Hanya andalah yang kurang waras, kuras jeli dan kurang sadar menerjemahkan arti dari "Penyisipan Produk Kami".
Wajarkah bila pecundang (orang yg kalah) misalnya saya kecewa dan marah ?. Sangat wajar, karena itu sifat manusia dan karakter / mental orang yang kalah. Orang yang kalah seringkali buta terhadap kekurangan dirinya. Dia merasa sempurna dan bagus dalam melakukan berbagai hal melalui "Kacamata/ Cara pandang dirinya", tanpa memperdulikan orang lain yang menilainya. Dalam berbagai Hal apapun orang yang mengalami kekalahan akan menelan kekecewaan dan marah. Hanya saja bentuknya yang berbeda - beda. Contoh berbagai kompetisi yang sering kita saksikan diantaranya Pilkada, Olah raga, Bersaing Memperebutkan Pacar, bersaing dalam lomba blog/video, cerdas - cermat, Berebut harta warisan, dsb. Lihatlah reaksi orang yang mengalami kekalahan. Pasti akan kecewa dan Marah. Tapi reaksinya yg berbeda - beda.
Bagaimana menyikapi kekalahan tersebut ?. Ada beberapa poin yang saya terapkan untuk menyikapi kekalahan tersebut, baik itu bersifat logis maupun tidak, diantaranya adalah :
Kepada Siapa Saya kecewa dan Marah ?. Wajarkah bila pecundang (orang yg kalah) misalnya saya kecewa dan marah ?. Sangat wajar, karena itu sifat manusia dan karakter / mental orang yang kalah. Orang yang kalah seringkali buta terhadap kekurangan dirinya. Dia merasa sempurna dan bagus dalam melakukan berbagai hal melalui "Kacamata/ Cara pandang dirinya", tanpa memperdulikan orang lain yang menilainya. Dalam berbagai Hal apapun orang yang mengalami kekalahan akan menelan kekecewaan dan marah. Hanya saja bentuknya yang berbeda - beda. Contoh berbagai kompetisi yang sering kita saksikan diantaranya Pilkada, Olah raga, Bersaing Memperebutkan Pacar, bersaing dalam lomba blog/video, cerdas - cermat, Berebut harta warisan, dsb. Lihatlah reaksi orang yang mengalami kekalahan. Pasti akan kecewa dan Marah. Tapi reaksinya yg berbeda - beda.
Bagaimana menyikapi kekalahan tersebut ?. Ada beberapa poin yang saya terapkan untuk menyikapi kekalahan tersebut, baik itu bersifat logis maupun tidak, diantaranya adalah :
- Introfeksi diri dengan membandingkan materi buatan sendiri dengan buatan orang yang mengalami kemenangan.
- Meningkatkan kualitas diri dengan cara meningkatkan frekuensi latihan menulis atau hal lainnya yang berhubungan dengan keahlian strategi berfikir dan menggunakan teknologi.
- Mencari Alternatif lomba yang lain dengan berusaha meningkatkan kualitas penulisan atau hal lainnya.
- Menghapus Konten Kompetisi yang berhubungan dengan penyelenggaraan kompetisi yang telah kalah berupa link, Fanpage, Berhenti menjadi langganan Promo melalui email yg masuk, keluar keanggotaan atau menghapus tulisan dsb. Jadi harus diputuskan berbagai hal yang ada hubungannya dengan Panitia Lomba yang tidak memilih kita sebagai salah satu pemenang. Seperti yang saya sebutkan tadi diatas, harus ada simbiosis mutualisme. Jika tidak ada keuntungan dari mereka, maka sayapun terpaksa menghapusnya juga. "Anda tidak memilih saya, maka saya tidak respek kepada anda". Wajar dan masuk akal.
1. Sweety Care
2. Elevenia.
Kenapa saya marah dan kecewa ?. Kita bahas bersama .... Rehat dulu deh.
Ini beberapa Point yang menyebabkan saya kecewa kepada 2 penyelenggara Kompetisi, yaitu :
1. Sweety Care.
- Sweety care mempermainkan para peserta lomba dengan cara mengundurkan periode Kompetisi selama 6 Bulan sehingga menguntungkan peserta yang baru daftar dan merugikan peserta yg sudah lama daftar.
- Pemenang Kompetisi didapatkan dari peserta yang baru daftar hasil perpanjangan waktu tersebut, sehingga peserta lainnya yang sudah lama mengikuti lomba akan curiga terhadap panitia lomba bahwa Kompetisi tersebut ada permainan atau kecurangan, walaupun belum tentu seperti itu.(Sipetet deui ... Sipetet deui..nu menang na abong nu bogana petet)
- Panitia tidak secara jelas menyebutkan bahwa dalam setiap Video yang diunggah / di Upload harus menyertakan Produk Sweety. Hal ini menyebabkan banyak video lainnya gugur walaupun banyak peserta yang secara detail memiliki Tips memelihara anak dengan baik.
- Tahun 2015 Tema Lomba tentang Review Belanja & Produknya. Tahun 2017 Tema Lomba tentang Orang yg disayang, tapi ternyata yang menang adalah yang membahas 50 % Review Produk Elevenia dan 50% Tema. Kalo begitu aturannya sebutkan saja Review Produklah, jangan malu2 tapi mau. Yang salah Panitia / Jurinya. Kalo pesertanya yang menang bisa dibilang "Top lah". Dia pintar mengatur Strategi karena sdh berpengalaman ikut lomba dan tau keinginan Panitia Lomba.
Comments
Post a Comment