PETA
PETA
1. Pengertian Peta.
Peta
adalah gambaran permukaan bumi dengan skala tertentu yang digambar pada bidang
datar melalui sistem proyeksi (cara pemindahan data topografi dari permukaan
bumi ke bidang datar/peta) tertentu. Sedang pengertian peta menurut ICA
(International Cartographic Association,1973) adalah gambaran unsur-unsur
kenampakkan abstrak, yang dipilih dari permukaan bumi atau yang ada kaitannya
dengan permukaan bumi atau benda-benda angkasa dan umumnya digambarkan pada
suatu bidang datar dan diperkecil/diskalakan. Ilmu yang mempelajari tentang
peta disebut kartografi. Dan ahli membuat peta disebut kartografer.
2. Syarat - syarat Peta.
Yang termasuk dalam syarat-syarat
peta antara lain :
a. Konform,
yaitu gambar peta harus sebangun dengan keadaan yang sebenarnya.
b. Equidistant,
yaitu jarak di peta jika dikalikan dengan skalanya harus sama dengan jarak
sebenarnya di lapangan atau daerah yang digambarkan.
c. Equivalent,
yaitu luas daerah pada peta jika dikalikan dengan skalanya harus sesuai dengan
luas daerah yang sebenarnya.
3. Jenis peta.
Jenis
peta dapat dibedakan berdasarkan :
A.
obyek
peta,
berdasarkan sifat obyek peta dapat dibedakan menjadi :
1.
Peta
dinamis, yaitu peta yang menggambarkan sesuatu yang tidak
tetap ataupun berubah-ubah. Misalnya peta populasi penduduk.
2.
Peta statis, yaitu peta yang
menggambarkan sesuatu yang tetap. Misalkan peta negara atau propinsi.
B.
Isi
peta.
Peta dibedakan sebagai berikut :
1.
Peta
umum (peta dasar), yaitu peta yang menggambarkan seluruh
kenampakan di permukaan bumi, baik gunung, sungai, jalan dan lain sebagainya.
Contoh : peta Indonesia.
Peta umum dapat dibedakan sebagai
berikut :
a. Peta
dunia, yaitu peta yang berfungsi memberikan informasi letak dan bentuk wilayah
setiap negara di dunia.
b. Peta
korografi, yaitu peta yang memberikan gambaran seluruh atau sebagian permukaan
bumi yang bercorak umum dan berskala kecil.
c. Peta
topografi, yaitu peta yang memberikan gambaran tentang permukaan bumi dan
reliefnya.
2.
Peta
Khusus (peta tematik), yaitu peta yang hanya
menggambarkan satu obyek atau satu jenis kenampakan di permukaan bumi saja.
Contoh : Peta pertambangan Indonesia.
Peta khusus yang menggambarkan data
statistik atau datanya berupa angka-angka disebut peta statistik.
Berdasarkan sifat data yang disajikan,
peta statistik dibedakan menjadi dua, yaitu :
a. Peta
statistik distribusi kualitatif, yaitu peta khusus yang menggambarkan
penyebaran data statistik yang bersifat kualitatif, berbentuk pernyataan atau
tulisan tanpa memperhitungkan jumlah atau quantumnya.
Contoh : Peta hutan Indonesia.
b. Peta
statistik distribusi kuantitatif, yaitu peta khusus yang menggambarkan
penyebaran data-data statistik yang berbentuk angka-angka.
Contoh : peta kepadatan penduduk.
C.
Bentuk
Peta.
Peta
dibedakan menjadi :
1. Peta
datar atau planimetri, yaitu peta yang dibuat pada bidang datar atau dua
dimensi. Pada pembuatannya peta planimetri hanya menggunakan unsur panjang dan
lebar saja. Perbedaan penampakan permukaan bumi biasanya digambarkan dengan
perbedaan warna dan simbol.
2. Peta
timbul (peta relief), yaitu peta yang dibuat sesuai dengan penampakan permukaan
bumi, dengan menggunakan unsur panjang, lebar dan tinggi.
Misalkan gunung dibuat tinggi dan lembah
di buat lebih rendah yang bentuknya juga disesuaikan dengan keadaan sebenarnya.
3. Peta
digital, yaitu peta yang disimpan dalam bentuk file atau film, yang tampilannya
di layar komputer bisa berupa peta datar atau peta relief.
D.
Skala
Peta.
Berdasarkan
skalanya, peta dibedakan menjadi :
1. Peta
kadaster, mempunyai skala 1:100 sampai 1:<5.000.
Peta dengan skala ini biasanya digunakan
untuk pembuatan peta tanah dalam sertifikat.
2. Peta
skala besar, mempunyai skala 1:5.000 sampai 1:<250.000.
Biasanya digunakan dalam pembuatan peta
kecamatan atau wilayah yang agak kecil lainnya.
3. Peta
skala sedang, yang mempunyai skala 1:250.000 sampai 1:<500.000.
Peta provinsi biasanya menggunakan peta
dengan jenis ini.
4. Peta
skala kecil, mempunyai skala 1:500.000 sampai 1:<1.000.000.
Peta skala ini biasanya digunakan dalam
pembuatan peta negara atau wilayah yang lebih luas lagi.
5. Peta
geografi, yaitu peta dengan skala 1:1.000.000 ke atas.
Unsur
peta yaitu sesuatu yang harus ada atau tercantum pada peta agar dapat membaca
dan menafsirkan sebuah peta. Unsur peta antara lain :
A.
Judul,
yang menggambarkan daerah atau negara mana yang ada dalam peta. Judul peta
harus singkat dan jelas.
B.
Skala.
Skala peta yaitu perbandingan jarak
antara dua titik sembarang di peta dengan horisontal kedua titik di permukaan
bumi.
Skala peta dapat dinyatakan dengan
beberapa cara yaitu :
1. Skala
Angka (skala numerik), yaitu skala yang dinyatakan dengan angka pecahan, skala
ini yang paling sering kita lihat dalam peta.
Contoh : Skala 1:500.000, artinya 1cm
dalam peta mewakili 500.000 cm di permukaan bumi.
2. Skala
garis (skala grafis), yaitu skala yang dinyatakan dengan garis / grafik.
3. Skala
huruf, yaitu skala yang dinyatakan dengan kalimat dan angka.
Contoh : 1cm di peta sama dengan 10 km
di permukaan bumi.
C.
Orientasi, berfungsi
sebagai penunjuk arah pada peta. Dalam peta biasanya digambarkan dengan anak
panah yang mengarah ke utara.
D.
Simbol,
yaitu tanda yang dibuat untuk mewakili
objek di permukan bumi.
Secara umum, simbol peta dapat dibedakan
menjadi 4 macam, yaitu :
Simbol titik dibedakan menjadi tiga,
yaitu :
a. Simbol
geometrik, yaitu simbol yang menggunakan bangun matematika.
b. Simbol
gambar, yaitu simbol berupa gambar dan biasanya disesuaikan dengan keadaan yang
sebenarnya.
c. Simbol
huruf, yaitu simbol yang menggambarkan objek atau kenampakan, disimbolkan
dengan huruf.
Contoh: H : hutan D : danau. Su. :
sungai GA : gunung berapi.
3. Simbol
area (wilayah), yaitu simbol yang menggambarkan objek atau kenampakan
dengan suatu area /luasan.
4. Simbol
warna, yaitu suatu bentang alam / kenampakan yang dilambangkan dengan warna.
Contoh : Warna biru (melambangkan
perairan); Warna kuning (melambangkan dataran tinggi); Warna coklat
(melambangkan pegunungan tinggi); Warna hijau (dataran rendah).
E.
Grid
peta (garis lintang dan garis bujur),
yaitu garis khayal yang digunakan untuk
mengetahui letak suatu tempat atau kedudukan geografisnya di permukaan bumi.
Contoh : Kota Merauke terletak pada 8°
LS dan 140° BT. Artinya Kota Merauke terletak pada 8° Lintang Selatan dan 140°
Bujur Timur.
yaitu keterangan yang menjelaskan arti
simbol-simbol di dalam peta. Jadi legenda terletak di luar wilayah yang
dipetakan.
G.
Lettering,
yaitu semua tulisan yang bermakna, yang
ada dalam peta. Seperti nama sungai, kota, danau, gunung, dan sebagainya.
H.
Insert.
Insert
merupakan peta yang berukuran lebih kecil dari peta utama. Inset dapat dibedakan
menjadi dua, yaitu :
1.
Inset yang berupa gambar lebih luas
dari gambar utama.
Inset jenis ini digunakan untuk
menjelaskan letak daerah yang digambarkan terhadap wilayah di sekitarnya.
2.
Inset dengan gambar yang lebih
sempit yang digunakan untuk memperjelas bagian wilayah tertentu pada peta.
5. Manfaat Peta.
Peta apa pun jenisnya,
masing-masing mempunyai manfaat, antara lain :
A. Penunjuk
arah, letak, luas, jarak, dan bentuk permukaan bumi.
B. Alat
informasi.
Informasi dapat diketahui melalui
simbol-simbol dalam peta.
C. Alat
pembelajaran.
Dalam hal ini peta dimasukkan dalam
beberapa mata pelajaran seperti sejarah, geografi dan sebagainya.
D. Peta
dapat digunakan untuk menjelaskan kondisi lingkungan suatu tempat.
Dengan peta dapat diketahui suatu
wilayah berada di daerah tropis, daerah kutub, atau daerah sedang.
E. Melalui
peta tematik kita dapat memperoleh data.
Misalnya melalui peta kita dapat
mengetahui tentang kepadatan penduduk suatu daerah.
F. Melalui
peta orang dapat memperkirakan kemungkinan usaha yang dilakukan.
Dengan peta maka kita dapat mengetahui
tentang suatu daerah oleh sebab itu kita dapat menentukan hal apa yang cocok
untuk dikembangkan di daerah tersebut.
Misalnya di daerah pegunungan, maka
usaha yang cocok dikembangkan di daerah ini yaitu membuka usaha kebun buah atau
bunga.
6. Mencari Informasi Geografi pada Peta.
Cara mencari informasi pada peta,
yaitu :
A.
Mencari
informasi geografi pada peta dengan pertolongan garis lintang.
Informasi geografi yang kita peroleh
dengan pertolongan garis lintang adalah daerah iklim matahari.
Berdasarkan pembagian iklim matahari,
permukaan bumi terbagi atas 4 daerah iklim, yaitu :
1. Iklim
tropis terletak pada garis lintang 23½° LU - 23½° LS.
2. Iklim
subtropis terletak pada garis lintang 23½° LU - 40° LU dan 23½° LS - 40° LS.
3. Iklim
sedang terletak pada garis lintang 40° LU - 66½° LU dan 40° LS - 66½° LS.
4. Iklim
dingin terletak pada garis lintang 66½° LU - 90° LU dan 66½° LS - 90° LS.
B.
Mencari
informasi geografi pada peta dengan pertolongan garis bujur.
Fungsi utama garis bujur adalah untuk
menentukan daerah waktu. Garis bujur 0° melewati kota Greenwich (dekat London),
Inggris. Jadi penghitungan penghitungan letak garis bujur dimulai dari kota
Greenwich ini. Semakin ke arah timur (BT) dari Greenwich semakin bertambah
waktunya, dan semakin ke arah barat (BB) dari Greenwich semakin berkurang
waktunya. Ketentuan penambahan dan pengurang waktu, setiap 15° selisihnya 1 jam
(60 menit).
C.
Mencari
informasi geografi pada peta dengan pertolongan garis bujur dan garis lintang.
Fungsi garis lintang dan garis bujur secara
bersama-sama adalah untuk menentukan letak suatu tempat di muka bumi.
Lokasi/letak wilayah berada di titik pertemuan antara garis lintang dan garis
bujur.
Informasi yang dapat diperoleh dari
peta diantaranya :
A.
Jarak.
Untuk mengetahui jarak suatu tempat
dengan tempat lainnya yang sebenarnya dapat diketahui dengan menggunakan skala
peta.
Contoh : Berapa jarak Kota P dan Kota Q
yang sebenarnya jika jarak pada peta 7 cm dan skala peta 1:200.000. Skala
1:200.000 berarti 1 cm di peta = 200.000 cm (2 km) di lapangan. Berarti 7 cm di
peta = 14 km di lapangan.
B.
Arah.
Hal ini dapat ditunjukkan dengan empat
arah mata angin utama yaitu : utara, timur, selatan dan barat. Penentuan arah
yang lebih rinci dapat menggunakan kompas atau busur derajat.
C.
Lokasi.
Menentukan lokasi suatu tempat terhadap
tempat lainnya merupakan gabungan dari penentuan jarak dan arah.
D.
Luas.
Dengan menggunakan peta maka dapat
menghitung luas suatu kenampakan, misalnya luas hutan, sawah, perkampungan,
pulau dan lain-lain. Apabila kenampakan tersebut memiliki bentuk yang teratur,
seperti segi empat, segitiga, trapesium, atau bujur sangkar, maka luas
kenampakan itu mudah dihitung, yaitu menggunakan rumus-rumus matematika. Akan
tetapi obyek di muka bumi seringkali tidak teratur. Pengukuran luas untuk
bangun yang tidak teratur digunakan cara kisi atau kotak dan potongan garis
(sistem grid).
7. Memperbesar dan Memperkecil Peta.
a.
Menggunakan
Garis Koordinat.
Caranya :
1. Buatlah
garis vertikal dan garis horizontal pada peta asli dengan jarak yang diinginkan.
2. Buatlah
garis vertikal dan garis horizontal pada kertas tempat memindahkan peta.
Contoh
: kita ingin memperbesar peta 2 kali lipat. Jarak garis vertikal dan garis
horizontal pada kertas harus 2 kali garis vertikal dan garis horizontal pada
peta asli.
b.
Mengubah
Skala.
Caranya : Contoh : Pulau Jawa dengan
skala 1:20.000.000, diubah menjadi peta berskala 1:10.000.000, maka lebar
jaring-jaring peta akan berubah yang semula lebarnya 1 cm berubah menjadi 2 cm.
Artinya, peta Pulau Jawa yang baru besarnya 2 kali lipat peta asli. c.
c.
Menggunakan
Pantograf.
Pada prinsipnya, kerja pantograf berdasarkan bentuk
jajaran genjang. Tiga dari empat sisi jajaran genjang mempunyai skala faktor
yang sama. Skala pada ketiga sisi dapat diubah sesuai keinginan, yaitu
diperbesar atau diperkecil.
Pengubahan
skala pada ketiga lengan tersebut menggunakan rumus sebagai berikut: Keterangan:
m = besar peta asli. M = besar peta yang akan dibuat.
m = besar peta asli. M = besar peta yang akan dibuat.
Contoh:
Suatu peta akan diperbesar 3 kali lipat. Diketahui m = 2; maka skala faktornya?.
Oleh karena itu lengan pantograf diatur pada nilai 33,3. Setelah itu peta yang
akan diperbesar diletakkan di tempat B dan kertas gambar kosong diletakkan di
tempat gambar A yang dilengkapi dengan pensil. Selanjutnya, penggambaran
dimulai dengan menggerakkan B mengikuti peta asli melalui kaca pengamat.
Comments
Post a Comment