Penyakit Angin Duduk

Penyakit Angin Duduk 

A.    Pengertian Angin Duduk.
Angin duduk atau angina adalah kondisi ketika timbul nyeri di dada akibat aliran darah yang berkurang ke otot jantung. Angina merupakan gejala dari penyakit jantung koroner dan dapat terjadi secara tiba-tiba. Selain nyeri pada dada, gejala angin duduk yang muncul bisa berupa rasa menekan, berat, atau kencang di sekitar dada. Tidak jarang angin duduk dianggap sebagai penyakit lain yang memicu nyeri dada, seperti gangguan pencernaan.  Yang perlu diwaspadai adalah gejala angina pada wanita bisa agak berbeda, yaitu mual, sakit perut, sesak napas, dan lemas. Bahkan angin duduk pada wanita bisa terjadi tanpa disertai nyeri dada. Nyeri leher, rahang atau punggung terkadang bisa berupa rasa menusuk yang berbeda dengan rasa nyeri menekan pada umummnya. Gejala angin duduk bisa saja dirasakan sebagai serangan jantung. Namun kondisi ini seringkali merupakan peringatan dari serangan jantung. Angina bisa segera sembuh, tapi juga dapat mengancam jiwa. Jika merasakan nyeri dada, sebaiknya segera memeriksakan diri ke dokter atau rumah sakit terdekat.
1.      Penyebab Di Balik Angin Duduk. 

Angin duduk disebabkan oleh penyumbatan aliran darah ke otot jantung akibat penumpukan lemak atau plak pada pembuluh darah jantung. Penyumbatan tersebut kemudian menghambat darah yang kaya oksigen ke jantung. Rasa nyeri yang timbul karena kondisi ini akan memaksa jantung untuk bekerja tanpa oksigen yang cukup. Jika diiringi gumpalan bekuan darah (blood clot) di pembuluh darah jantung, kondisi ini dapat menyebabkan serangan jantung.
2.      Jenis - jenis Angin Duduk. 

Terdapat beberapa jenis angin duduk, yaitu :
a.      Angin duduk stabil.
Terjadi saat jantung bekerja lebih berat dari biasanya. Misalnya, saat berolahraga. Pola dari kondisi ini umumnya teratur dan dapat diperkirakan. Bisa terjadi selama beberapa bulan hingga tahun. Diperlukan istirahat atau obat untuk mengatasi gejalanya.
b.      Angin duduk tidak stabil.
Angin duduk ini tidak memiliki pola tertentu. Gejala bahkan dapat terasa saat seseorang sedang beristirahat. Angin duduk semacam ini lebih jarang terjadi dan dianggap lebih berbahaya. Ada pula kemungkinan angin duduk tidak stabil sebagai tanda akan segera terjadi serangan jantung, dalam hitungan minggu bahkan beberapa jam kemudian.
c.       Angin duduk varian (prinzmetal). 

Angin duduk varian termasuk sangat jarang. Angin duduk ini dapat terjadi saat sedang istirahat, bahkan tanpa ada penyakit jantung koroner. Penyebabnya adalah penyempitan pembuluh darah yang abnormal sehingga mengurangi aliran darah ke jantung. Angin duduk varian dapat diatasi dengan konsumsi obat.
3.      Proses Diagnosis Angin Duduk. 

Penting untuk memastikan diagnosis angin duduk karena diagnosis tersebut dapat menurunkan risiko serangan jantung. Umumnya dokter akan melakukan pemeriksaan fisik, lalu menanyakan gejala yang dirasakan serta riwayat kesehatan pasien dan keluarga. Apabila mencurigai terjadi angin duduk, dokter melakukan serangkaian tes guna memastikan diagnosis. Tes - tes tersebut meliputi elektrokardiogram (EKG), tes tingkat stres, tes darah, rontgen dada, serta angiografi pembuluh darah jantung.
4.      Cara Menangani Angin Duduk. 

Penanganan terhadap angin duduk atau angina, terutama untuk meredakan gejala sekaligus mengurangi risiko terjadi stroke atau serangan jantung. Sebagian kondisi angin duduk memerlukan obat sementara, namun sebagian lagi membutuhkan obat setiap hari. Untuk mengurangi risiko stroke atau serangan jantung dari kondisi angin duduk, penggunaan obat sebaiknya diiringi dengan penerapan gaya hidup yang lebih sehat. Mulai dari lebih banyak mengonsumsi sayur dan buah serta membatasi makanan yang mengandung lemak jenuh. Bila angin duduk dianggap memiliki risiko tinggi atau tidak dapat diatasi dengan obat, dokter dapat menyarankan operasi. Jenis prosedur operasinya meliputi angioplasti untuk memperlebar pembuluh darah dan operasi bypass jantung koroner guna kembali meningkatkan suplai aliran darah ke jantung.
B.     Gejala Angin Duduk. 

Beberapa gejala angin duduk, seperti :
1.      Nyeri dada, diikuti dengan nyeri di lengan, leher dan rahang atau punggung.
2.      Sesak napas dan berkeringat.
3.      Pusing.
4.      Mual.
5.      Lemas.
 Rasa nyeri dada pada angin duduk, umumnya terasa bagaikan ditekan, diremas, atau terasa berat pada bagian tengah dada. Sebagian angin duduk digambarkan seakan-akan ada beban berat yang menekan atau memeras dada. Sebagian lagi merasa gejala angin duduk seperti gangguan pencernaan. Tingkat keparahan dan durasi angin duduk bisa berubah dan berbeda pada tiap orang. Penting bagi kita untuk memperhatikan rasa nyeri atau tidak nyaman di dada. Segeralah memeriksakan diri ke dokter atau rumah sakit terdekat jika merasakan nyeri dada. Tidak sekedar angin duduk atau angina, namun juga ada kemungkinan terjadi serangan jantung.  
C.    Diagnosis Angin Duduk. 

Penting untuk memastikan diagnosis angin duduk. Sebab, diagnosis tersebut dapat mengurangi risiko serangan jantung. Umumnya dokter akan melakukan pemeriksaan fisik serta bertanya tentang gejala yang dirasakan, faktor risiko, juga riwayat kesehatan pasien dan keluarga. Jika mencurigai terjadi angin duduk, dokter akan melakukan serangkaian tes untuk memastikan diagnosis.
Pemeriksaan - pemeriksaan tersebut antara lain adalah : 

1.      Elektrokardiogram (EKG).
Pemeriksaan ini akan mencatat aktivitas jantung dan mendeteksi ketika jantung kekurangan oksigen.
2.      Tes stres.
Pasien akan diminta meningkatkan aktivitas fisik, kemudian dilakukan pemeriksaan tekanan darah dan EKG.
3.      X-ray dada (rontgen) untuk melihat struktur pada bagian dada.
4.      Tes darah guna mengukur kadar gula, lemak, kolesterol, dan protein dalam darah.
5.      Angiografi pembuluh darah jantung (coronary angiography). 
Terlebih dulu akan disuntikkan cairan khusus melalui katerisasi jantung, sehingga X-ray dapat menunjukkan bagian dalam pembuluh darah jantung.  
D.    Pengobatan Angin Duduk. 


Penanganan terhadap angin duduk atau angina, terutama untuk meredakan gejala sekaligus mengurangi risiko terjadi stroke atau serangan jantung. Sebagian kondisi angin duduk memerlukan obat sementara, namun sebagian lagi membutuhkan obat setiap hari. Obat jenis gliseril trinitrat merupakan salah satu yang banyak digunakan untuk meredakan gejala angin duduk. Obat ini akan membuat pembuluh darah mengendur serta lebih lebar sehingga mampu meningkatkan suplai darah ke jantung. Obat ini tersedia dalam jenis tablet yang dapat ditempatkan di bawah lidah atau dalam bentuk semprot. Namun obat gliseril trinitrat tetap memiliki efek samping, seperti sakit kepala atau pusing. Untuk mengurangi risiko stroke atau serangan jantung dari kondisi angin duduk, penggunaan obat sebaiknya diiringi dengan menerapkan gaya hidup yang lebih sehat.
Pola hidup sehat bisa dimulai dari langkah sederhana seperti : 

1.      Lebih banyak mengonsumsi sayur dan buah.
2.      Membatasi makanan mengandung lemak jenuh.
3.      Mengendalikan berat badan agar tetap pada angka ideal.
4.      Olahraga secara teratur.
5.      Berhenti merokok.
6.      Menghindari kelelahan atau stres berlebih.
 Bila angin duduk dianggap memiliki risiko tinggi atau obat tidak dapat mengatasi, dokter dapat menyarankan operasi.
Ada 2 jenis operasi yang sering dilakukan untuk mengatasi angina meliputi :
1.      Angioplasti yang memasukkan alat untuk memperlebar pembuluh darah. 


2.      Operasi bypass jantung koroner guna meningkatkan kembali pasokan aliran darah ke jantung. 

Comments

  1. Saya pasien CHF, pas awal terdeteksi, diagnosa awal justru angina. Kl sdh kena CHF apa bisa berulang kena angina lagi? Krn belakangan ini sering sakit dada ky ditekan.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Ininya Jngn terlalu banyak makanan berlemak. Kurangi berat badan jika terlalu gemuk. Kalo beragama islam, sering melakukan puasa. Olahraga teratur, tp jngn terlalu kecapaian. Kurangi aktivitas yg berat.

      Delete

Post a Comment

Popular posts from this blog

Soal dan Jawaban Pkn Kelas 7 Semester 2 – Halaman 150 dan 151

Soal dan Jawaban IPA Kelas VII Semester 2 – Halaman 81 - 82

6 Agama Di Indonesia disertai dengan Kitab Suci, Tempat Ibadah, Hari Besar Keagamaan