Penyakit Fibromyalgia

Penyakit Fibromyalgia 

A.    Pengertian Fibromyalgia.
Fibromyalgia adalah kondisi yang disebabkan keluhan nyeri dan kaku pada bagian otot, tendon, dan sendi. Fibromyalgia juga dikarakterisasi dengan kondisi kurang istirahat, perasaan lelah saat bangun pagi, lelah, cemas, depresi, dan gangguan pencernaan.
B.     Etiologi atau Penyebab Fibromyalgia. 

Penyebab dari fibromyalgia sendiri masih belum diketahui. Meskpun fibromyalgia merupakan penyakit yang mempengaruhi otot, nyeri pada jaringan tersebut tidak diikuti dengan peradangan pada jaringan dan tidak menyebabkan kerusakan dari jaringan, berbeda dengan arthritis atau peradangan lainnya. 
Fibromialgia umumnya didominasi oleh wanita (sekitar 80%) yang berusia antara 35-55 tahun dengan penderita sekitar 2-4% dari jumlah total populasi. Jarang sekali fibromyalgia dialami oleh pria, anak-anak, dan orang tua. 
 Penyakit ini dapat berdiri sendiri atau merupakan bagian dari penyakit lain seperti rheumatoid arthritis atau penyakit lupus sistemik.
C.    Gejala Fibromyalgia. 

Keluhan utama dari fibromialgia adalah nyeri. Nyeri tersebut disebabkan peningkatan sensitivitas terhadap rangsang nyeri yang diberikan dan ambang batas nyeri yang rendah. 
Rangsang nyeri minimal yang pada orang normal tidak menyebabkan nyeri, pada orang dengan fibromialgia dapat menyebabkan nyeri hebat yang dapat membuat gangguan aktivitas. Keluhan nyeri pada fibromialgia dapat dicetuskan oleh suara, perubahan cuaca, dan stres emosional. 

Nyeri pada fibromialgia umumnya menyebar di beberapa titik tubuh, meliputi kedua belah sisi tubuh, dan umumnya terjadi pada daerah leher, bokong, bahu, lutut, lengan, punggung, dan dada. “Titik Nyeri” merupakan pusat nyeri dimana rasa nyeri dan spasme otot tersebut dapat menyebar ketika disentuh. Nyeri biasanya terjadi lebih dari 3 bulan, konstan, lokasi berpindah-pindah, dan terasa seperti terbakar. 

Keluhan lelah muncul pada 90% pasien dengan fibromialgia. Lelah umumnya berhubungan dengan gangguan pola tidur. Gangguan emosional juga dapat terjadi  dengan gejala seperti kurang konsentrasi, pelupa, perubahan mood, mudah terganggu, depresi, dan cemas. Keluhan masing-masing orang dengan fibromialgia berbeda-beda baik frekuensi maupun lokasi. Umumnya seseorang akan memiliki 11 dari 18 Titik Nyeri tanpa ada pembengkakan atau peradangan di daerah tersebut.
D.    Terapi Fibromyalgi.  

Keluhan dan gejala dari fibromialgia yang berlainan antara masing-masing personal membuat terapi untuknya sangatlah individual. Penatalaksanaan fibromialgia sangat efektif dengan mengombinasikan antara edukasi pasien, mengurangi stress, olahraga teratur, dan obat. 

Edukasi dalam hal ini adalah membantu pasien untuk mengerti mengenai penyakitnya dan cara beradaptasi dengannya. Mengurangi stress dapat dibantu dengan mencari solusi atas masalah yang dialami dan tidur yang cukup. Berolahraga dapat berupa aerobik low-impact seperti berenang, bersepeda, dan jogging. Diet untuk fibromialgia disarankan untuk menghindari alkohol dan kafein sebelum tidur karena dapat berpengaruh dengan kurangnya waktu istirahat. Beberapa obat yang disarankan merupakan obat.
E.     Terapi Farmakologi. 

Untuk mengobati nyeri, salisilat atau obat antiinflamasi nonsteroid (OAINS) lainnya dapat digunakan, namun hanya mengurangi sebagian gejala. Glukokortikoid memberikan manfaat yang kecil dan sebaiknya tidak diberikan. Opiat dan analgesik harus dihindari.
1.      Untuk nyeri, Asetaminofen , Tramadol
, atau Gabapentin (300-1200 mg/d dengan dosis yang dibagi) 
dapat bermanfaat.1 Tindakan lokal seperti pemanasan, pijatan, suntikan steroid atau lidokain, dan akupunktur hanya meredakan gejala sementara.
2.      Untuk memperbaiki kualitas tidur, digunakan trisiklik seperti Amitriptilin (10-50 mg)
, Nortriptilin (10-75 mg)
, dan Doksepin (10-25 mg)
 
atau obat lain seperti Siklobenzaprin (10-40 mg), 1-2 jam sebelum tidur. Pemberian obat tersebut dimaksudkan untuk memperbaiki tahap 4 dari tidur pasien, sehingga terjadi perbaikan klinis. Pengobatan diberikan mulai dari dosis rendah, dan ditingkatkan bila perlu. Efek samping seperti konstipasi, mulut kering, peningkatan berat badan, dan kesulitan berpikir juga perlu dipertimbangkan. Selain obat di atas, trazodon atau zolpidem juga dapat memperbaiki kualitas tidur.

3.      Depresi dan cemas dengan obat yang tepat atau konseling psikiatrik. Fluoksetin 
, Sertralin 
, Paroksetin
,
,Sitalopram 
, atau inhibitor reuptake serotonin lain dapat diberikan untuk mengatasi depresi. Trazodon 
 dan Venlafaksin 
bekerja sebagai antidepresan, sedangkan Alprazolam 
dan Lorazepam
 
 efektif untuk mengatasi kecemasan. 

Comments