- Get link
- X
- Other Apps
Penguatan Ekonomi Maritim dan Agrikultur di Indonesia (Materi IPS Terpadu SMP Kelas 8 – Halaman 166 s/d 180)
- Get link
- X
- Other Apps
Penguatan Ekonomi Maritim dan
Agrikultur di Indonesia (Materi IPS Terpadu SMP Kelas 8 – Halaman 166 s/d 180)
1. Penguatan Ekonomi Maritim.
untuk
mendukung ketersediaan komoditas perdagangan antar negara / internasional perlu
upaya peningkatan ekonomi maritime.
Sebab, sector ini merupakan unggulan yang dimiliki Indonesia. Upaya
peningkatan ekonomi maritime yang meliputi potensi maritime Indonesia, hambatan
pembangunan ekonomi maritime dan upaya pengembangan ekonomi maritime Indonesia
akan dipaparkan satu per satu dalam uraian berikut ini
a.
Potensi
Ekonomi Maritim Indonesia.
Ekonomi kelautan (Marine Economy)
merupakan kegiatan ekonomi yang dilakukan di wilayah pesisir dan lautan serta
di darat yang menggunakan SDA (Sumber Daya Alam) dan jasa – jasa lingkungan
kelautan untuk menghasilkan barang dan jasa. Ekonomi Maritim (Maritime Economy)
merupakan kegiatan ekonomi yang mencakup transportasi laut, industry galangan
kapal dan perawatannya, pembangunan dan pengoperasian pelabuhan beserta
industry dan jasa terkait.
Rumput laut merupakan kekayaan sekaligus
keindahan bawah laut untuk menarik wisatawan, baik asing maupun local. Menurut
Kementerian kelautan dan Perikanan (2010), terdapat 108 kawasan konservasi
perairan dengan luas 15,78 juta ha, yang diharapkan dapat meningkat menjadi 20
juta ha pada tahun 2020. Beberapa daerah yang memiliki keindahan bawah laut
yang sudah sangat mendunia dan menjadi spot menyelam yang wajib dikunjungi para
penyelam (divers), seperti :
1. Bunaken
(Sulawesi Utara).
2. Raja
Ampat (Papua Barat).
3. Labuan
Bajo.
4. Wakatobi.
Sumber daya alam yang besar dan letaknya
strategis (berada di persilangan Samudra Hindia dan Samudra Pasifik) serta posisi
Indonesia sebagai negara kepulauan terbesar di dunia seharusnya menjadi
kekuatan penting yang dapat dimaksimalkan pengembangannya. banyaknya kekayaan
yang terkandung di laut secara utuh baik di dalam, didasar maupun di atas
permukaan laut merupakan potensi ekonomi yang mampu memberikan kontribusi nyata
bagi perekonomian nasional. Berbagai kekayaan laut ini sebenarnya telah
dieksploitasi dan dimanfaatkan sejak dahulu hingga sekarang, baik melalui
metode produksi yang tradisional maupun berbasis teknologi.
Pandangan ekonomi paling sederhana
memberikan tuntutan tentang bagaimana suatu perekonomian dapat bekerja dengan
baik dari tiga kondisi dasar dalam bentuk pertanyaan, yaitu :
1. Apa
yang harus diproduksi ?.
2. Bagaimana
berproduksi ?.
3. Untuk
siapa diproduksi ?.
Jawaban dari kombinasi ketiga pertanyaan
tersebut dapat dikaitkan dengan kemampuan Indonesia sebagai negara kepulauan,
terutama membahas apakah pembangunan yang dilakukan telah menempatkan sector
kelautan sebagai modal pembangunan yang unggul. Produksi sector kelautan secara
kuantitatif barangkali tidak mengalami masalah walaupun seringkali terdapat
kesenjangan antar potensi dan realisasi.
Dengan kekayaan laut yang sangat banyak,
ironisnya pembangunan ekonomi nasional masih belum memberikan gambaran dampak
positif yang kuat terhadap kesejahteraan masyarakat. Gambaran nyata kondisi ini
sejalan dengan pengelolaan sector kelautan belum digarap dengan penuh perhatian
dan kemauan. Hal ini terlihat pada potret sebagian besar nelayan Indonesia yang
masih bergelut dengan kemiskinan, padahal produksi perikanan terus meningkat.
Daya saing domestic yang lemah menyebabkan kegiatan pengangkutan (Transportasi
laut) maupun eksploitasi sumber daya mineral di wilayah perairan nasional masih
lebih banyak dilakukan oleh pihak asing. Kekalahan dalam kompetisi ekonomi
berbasis maritime juga terjadi di sector industry dan jasa kelautan mulai dari
hulu maupun hilir.
b.
Kondisi
Ekonomi Maritim di Indonesia dan Negara – Negara ASEAN.
Keprihatinan terhadap sector kelautan
nasional mengharuskan adanya kebijakan strategis untuk mempercepat pengembangan
keunggulan di berbagai sub – sector kelautan. Pembangunan ekonomi maritime
ingin menjadikan kekayaan potensi kemaritiman sebagai landasan untuk mengadakan
ketersediaan infrastruktur yang berkualitas terutama di sector kemaritiman.
Dengan demikian, iklim bisnis dan investasi maritime yang baik akan berkembang.
Pembangunan ekonomi maritime akan membawa industry pada kebutuhan akan sumber
daya manusia kemaritiman dan inovasi teknologi yang berbasis pada pendidikan
kemaritiman yang unggul dan modern. Jika proses ini dapat berlangsung, maka
pembangunan ekonomi maritime dipastikan akan dapat membawa masyarakat kearah
kemakmuran. Pembangunan di bidang
kelautan diarahkan untuk mencapai empat tujuan, yakni :
1. Pertumbuhan
ekonomi tinggi secara berkelanjutan.
2. peningkatan
kesejahteraan seluruh pelaku usaha, khususnya para nelayan, pembudidaya ikan
dan masyarakat kelautan lainnya yang berskala kecil.
3. Terpeliharanya
kelestarian lingkungan dan sumber daya kelautan.
4. Menjadikan
laut sebagai pemersatu dan tegaknya kedaulatan bangsa.
Selanjutnya,
kondisi ekonomi maritime di Indonesia, dilihat dari :
a.
Sektor
Pelayaran.
Sebagai negara kepulauan terbesar di dunia,
industry pelayaran merupakan infrastruktur dan tulang punggung kehidupan
berbangsa dan bernegara. Namun dalam realita, industry pelayaran nasional saat
ini dalam kondisi belum begitu baik. Ditinjau dari segi daya saing, pangsa
muatan armada kapal nasional masih tergolong rendah. Industri galangan kapal,
yang sebenarnya sangat strategis karena mempunyai rantai hulu – hilir yang
panjang, hingga saat ini belum berkembang. Sistem pelabuhan saat ini hanya
berperan sebagai cabang atau ranting dari Singapura atau pelabuhan luar negeri
lainnya. Pelayanannya masih belum efisien dan belum produktif. Daya saing
sumber daya manusia di sector pelayaran masih relative rendah.
b.
Sektor
Perikanan.
Potensi sector perikanan Indonesia
sangat besar dan sepantasnya Indonesia menjadi negara industry perikanan
terbesar di Asia. Namun demikian, kontribusi sector perikanan terhadap
pendapatan nasional masih rendah. Pertambahan kawasan budidaya perikanan pun
masih sangat kurang.
c.
Sektor
Pariwisata Bahari.
Pengembangan pariwisata bahari diyakini
dapat mempunyai efek berganda (Multipler Effect) yang dapat menyerap tenaga
kerja, meningkatkan pendapatan masyarakat, mendatangkan wisatawan yang berasal
dari luar negeri (devisa). Selain itu, pengembangan pariwisata bahari mempunyai
dampak positif untuk tumbuh – bangkitnya jiwa dan budaya bahari yang dapat
memberikan efek berganda dalam mendorong terwujudnya negara maritime yang
tangguh. Namun demikian, hingga saat ini pariwisata bahari belum berkembang.
Ekonomi maritime wilayah Asia Tenggara
dalam kurun waktu 10 – 15 tahun terakhir telah mengalami perubahan yang sangat
mendasar. Keadaan ini tidak terlepas dari pengaruh lingkungan strategis dimana
fenomena maritime dunia telah muncul dan menjadi tantangan nyata bagi negara –
negara, khususnya negara yang memiliki wilayah territorial berupa laut. Seperti
telah diketahui ahwa kawasan Asia Tenggara lebih dibatasi oleh wilayah
perairan, dimana batas negaranya pun masih saling tumpang tindih dengan negara
lain. Laut merupakan tempat penggalian sumber daya alam yang akan digunakan
untuk menunjang pertumbuhan ekonomi. Selanjutnya dapat dikatakan bahwa
perikanan merupakan sector ekonomi andalan di negara ASEAN.
c.
Strategi
dan Kebijakan Pengembangan Ekonomi Maritim di Indonesia.
Pengembangan ekonomi maritime perlu
ditingkatkan dengan harapan dapat mendorong pertumbuhan ekonomi dan peningkatan
kesejahteraan rakyat Indonesia. Pengembangan ekonomi maritime sangat diperlukan
mengingat besarnya potensi tersebut belum dimanfaatkan secara optimal dalam
pembangunan nasional. Pada tahun 2014, kontribusi seluruh sector kelautan
terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) hanya sekitar 20 %. Padahal negara –
negara dengan potensi kekayaan laut yang lebih kecil daripada Indonesia,
seperti Islandia, Norwegia, Jepang, Korea selatan, Thailand dan Tiongkok, yang
kontribusi bidang kelautannya rata – rata sudah diatas 30 persen PDB.
Kebangkitan ekonomi kelautan Indonesia
ditandai dengan perubahan paradigm pembangunan nasional, dari pembangunan
berbasis daratan (Land – Based Development) menjadi pembangunan berbasis
kelautan (Ocean – Based Development). Hal ini akan memacu berbagai produk
kebijakan public, infrastruktur dan sumber daya finansial yang terintegrasi
menunjang pembangunan kelautan.
Melalui perubahan basis pembangunan dari
basis daratan ke lautan, maka pelabuhan, armada pelayaran (transportasi laut)
akan lebih maju dan efisien. Semua produk dari pertanian tanaman pangan,
hortikultur, perkebunan, kehutanan, peternakan, bahan tambang dan mineral dan
manufaktur akan lebih berdaya saing karena biaya logistic akan lebih murah dan
pergerakan barang lebih cepat.
Disamping itu, memacu percepatan
pengembangan infrastruktur dan ketersambunagn maritime, membangun tol laut,
pelabuhan laut dalam, logistic, industry perkapalan, diyakini akan mengurangi
inefisiensi ekonomi nasional dan meningkatkan daya saing produk dalam negeri.
Konektivitas maritime juga akan memberikan jaminan kesatuan ekonomi dan menekan
perbedaan harga serta kesenjangan ekonomi antar wilayah.
Bentuk kebijakan lain di bidang ekonomi
maritime adalah dalam menyambut ASEAN Connectivity, Indonesia menyiapkan lima
pelabuhan besar. Lima pelabuhan yang dimaksud adalah :
dari 47 pelabuhan yang akan dikembangkan
di ASEAN, 14 diantaranya ada di Indonesia. kita ingin lima pelabuhan besar kita
itu siap untuk ASEAN Connectivity, dan Indonesia sebetulnya berkepentingan
untuk proyek – proyek sea transportation ini. Investasi pihak swasta dibutuhkan
dalam proyek – proyek ASEAN connectivity ini, khususnya pada infrastruktur transportasi.
Selain itu, dalam pengembangan ekonomi
maritime, juga telah disiapkan kerangka regulasi yang sesuai dengan semua
pihak. karena regulasi tiap negara di ASEAN sangat berbeda – beda, maka
diperlukan harmonisasi regulasi. menjelang pemberlakuan MEA, mengatasi masalah
sector perikanan menjadi sebuah keharusan. kendala kita menghadapi MEA sekarang
ini sesungguhnya bukan pada aspek perikanan itu sendiri tetapi lebih kepada
aspek pemberdayaan terutama pemberdayaan nelayan karena nelayan sebagai pelaku
utama perikanan. Jika nelayan tidak juga beranjak dari kemiskinan, maka
produktivitas menangkap ikan menurun, dampaknya pendapatan akan turun.
2. Penguatan Agrikultur di
Indonesia.
Ekonomi
agrikultur merupakan upaya peningkatan perekonomian dengan memberdayakan sector
pertanian. Agrikultur merupakan kegiatan pemanfaatan sumber daya hayati yang
dilakukan manusia untuk menghasilkan bahan pangan, bahan baku industry, sumber
energy atau untuk mengelola lingkungan hidupnya. Kegiatan pemanfaatn sumber daya
hayati yang termasuk dalam agrikultur biasa dipahami orang sebagai budidaya
tanaman, bercocok tanam atau pembesaran hewan ternak. Agrikultur dapat pula
berupa pemanfaatan mikroorganisme dan bioenzim dalam pengolahan produk lanjutan
seperti pembuatan keju dan tempe, atau sekedar ekstrasi semata, seperti
penangkapan ikan atau eksploitasi hutan.
Upaya
peningkatan perekonomian sebaiknya diusahakan dengan peningkatan berbagai
sector. Salah satunya dari sector agrikultur atau pertanian. Mengingat jumlah
penduduk Indonesia yang sangat banyak, sector penghasil pangan harus diusahakan
agar dapat memenuhi kebutuhan seluruh masyarakat. Dukungan pemerintah dalam
pengembangan agrikultur antara lain berupa pemberian subsidi pupuk serta benih.
hal ini dimaksudkan agar faktor produksi dapat ditekan sehingga harga jual
produk dapat bersaing namun terjangkau. Selain itu, pemerintah juga selalu
mengawasi harga – harga produk pertanian dengan tujuan untuk melindungi petani
apabila harga barang terlalu rendah.
a.
Potensi
Agrikultur di Indonesia.
Indonesia sebagai salah satu negara yang
termasuk dalam wilayah tropis memiliki potensi pertanian yang sangat baik.
Salah satu produk pertanian Indonesia yang berpotensi menjadi andalan adalah
produk pertanian segar dalam bentuk buah – buahan dan sayuran. Produk lain yang
turut menjadi andalan adalah rempah – rempah dan Bahan Bakar Nabati (BBN).
Indonesia merupakan negara agraris yang
memiliki sumber daya alam yang banyak untuk produk pertanian. Di sector
pertanian, Indonesia memiliki beragam jenis tanaman. Hal ini didukung kondisi
iklim tropis. di bidang tanaman pangan, Indonesia memiliki tanaman unggul,
seperti padi, kedelai, kacang tanah, ubi kayu dan berbagai varietas yang lain.
Pertanian merupakan sector yang memiliki
peranan signifikan bagi perekonomian Indonesia. Sektor pertanian menyerap 35,9
% dari total angkatan kerja di Indonesia dan menyumbang 14,7 % bagi pendapatan
nasional Indonesia (BPS : 2012). Fakta menguatkan pertanian sebagai mega sector
yang sangat vital bagi perekonomian Indonesia. Sektor pertanian di Indonesia
merupakan contributor besar dalam pendapatan nasional, penyerapan tenaga kerja
penyediaan pangan dan penyediaan bahan baku industry. Sektor pertanian juga
berperan dalam memeratakan pembangunan melalui upaya pengentasan kemiskinan dan
perbaikan pendapatan masyarakat. Selain itu, sector pertanian juga telah
menjadi salah satu pembentuk budaya bangsa dan penyeimbang ekosistem.
b.
Peran
Agrikultur di Indonesia.
Indonesia merupakan negara yang kaya akan
sumber daya alam. Tanahnya subur. Sampai saat ini, sebagian besar masyarakat
Indonesia bermata pencaharian sebagai petani. Pertanian atau agrikultur
merupakan sector primer dalam perekonomian Indonesia. Sektor ini merupakan
sector penting untuk menyumbang hampir
setengah dari perekonomian. Selain itu, agrikultur juga berperan sebagai
penghasil devisa negara melalui ekspor. Pembangunan sector agrikultur Indonesia
sampai saat ini masih belum dapat memberikan sumbangan yang tinggi jika dilihat
dari tingkat kesejahteraan pelaku sector dan kontribusinya pada pendapatan
nasional. Pembangunan agrikultur di Indonesia dianggap penting dari keseluruhan
pembangunan nasional. Pembangunan
agrikultur atau pertanian di Indonesia mempunyai peranan penting, antara lain :
1. Potensi
sumber daya alam yang besar dan beragam.
2. Pangsa
terhadap ekspor nasional.
3. Besarnya
penduduk Indonesia yang menggantungkan hidupnya pada sector ini.
4. Perannya
dalam penyediaan pangan masyarakat dan menjadi basis pertumbuhan di pedesaan.
Potensi pertanian Indonesia besar, namun
pada kenyataannya sampai saat ini sebagian besar petani kita masih banyak yang
tergolong miskin.
c.
Hambatan
Pengembangan Agrikultur di Indonesia.
Pengembangan
di bidang agrikultur di Indonesia mempunyai beberapa hambatan, antara lain
sebagai berikut :
1. Skala
usaha pertanian pada umumnya relative kecil.
2. Modal
terbatas.
3. Penggunaan
teknologi masih sederhana.
4. Sangat
dipengaruhi musim.
5. Pada
umumnya berusaha dengan tenaga kerja keluarga.
6. Akses
terhadap kredit, teknologi dan pasar rendah.
7. Pasar
hasil pertanian sebagian besar dikuasai oleh pedagang – pedagang besar sehingga
akan merugikan petani.
8. Alih
fungsi lahan pertanian menjadi lahan non pertanian.
9. Kurangnya
penyediaan benih yang bermutu bagi petani.
Pembangunan pertanian di masa mendatang
bukan hanya untuk memecahkan masalah – masalah yang ada, melainkan untuk
menghadapi tantangan global. Oleh karena itu, pembangunan pertanian di
Indonesia tidak saja dituntut untuk menghasilkan produk – produk pertanian yang
berdaya saing tinggi, tetapi juga mampu mengembangkan pertumbuhan daerah serta
pemberdayaan masyarakat. Tantangan tersebut diharapkan mampu mendorong kita
agar lebih bekerja keras dalam mengembangkan sector pertanian apabila
menginginkan pertanian kita dapat menjadi pendorong peningkatan kesejahteraan
masyarakat dan dapat menjadi motor penggerak pembangunan bangsa.
3. Strategi Pengembangan Agrikultur di
Indonesia.
Beberapa
strategi yang dapat dilakukan pemerintah dalam mengembangkan agrikultur di
Indonesia antara lain :
a.
Ekofarming.
Strategi Ekofarming merupakan
peningkatan system budidaya di sector pertanian yang ramah lingkungan dan
terintegrasi dengan kearifan local di setiap daerah di Indonesia.
b.
Distribusi
Pupuk Secara Merata.
Strategi yang kedua ini berupa
distribusi pupuk secara merata di seluruh wilayah Indonesia. Langkah yang
ditempuh dalam strategi ini adalah petani diminta menjumlahkan kebutuhan pupuk
untuk kebutuhan tanamnya per hektar selama satu tahun. Dengan cara ini
pemerintah akan dapat mengetahui kebutuhan pupuk selama satu tahun sehingga
dapat menyediakan stok pupuk sesuai dengan kebutuhan petani.
c.
Perbaikan
Irigasi.
pertanian yang berhasil tidak lepas dari baiknya
system irigasi yang diterapkan. Oleh karena itu, pemerintah mengusahakan
keterjaminan ketersediaan air untuk pertanian dengan perbaikan atau pengadaan
irigasi yang baik.
Strategi
lain yang dapat dilakukan di sector agrikultur / pertanian adalah melakukan
pembangunan dan perbaikan berbagai sarana pendukung sector pertanian, serta
pembukaan lahan baru sebagai tempat yang dapat membuka lapangan pekerjaan baru
bagi masyarakat Indonesia. Mutu sumber daya manusia yang mampu memberikan
konsultasi bagi petani dalam meningkatkan produktivitasnya perlu ditingkatkan.
Hal ini merupakan bentuk dukungan bagi petani untuk tetap mempertahankan
usahanya di sector pertanian. Tanpa adanya dukungan, akan semakin banyak tenaga
kerja dan lahan yang akan beralih ke sector – sector lain yang lebih menarik.
Strategi selanjutnya adalah mempersiapkan sarana dan prasarana pendukung bagi
sector lain yang akan menyerap pertumbuhan tenaga kerja Indonesia. Jalan,
Pelabuhan, listrik adalah sarana utama yang dapat mempercepat pertumbuhan di
sector ini. Sarana tersebut akan mempermudah distriusi hasil panen serta
distribusi faktor produksi bagi petani.
Struktur
perekonomian Indonesia sekarang merupakan cerminan dari arah perekonomian yang
dilakukan di masa lalu. Pada masa Orde Baru dan reformasi juga telah
menunjukkan bahwa sector pertanian masih menjadi sector penting, yang membuka
banyak lapangan pekerjaan bagi masyarakat Indonesia. Sektor pertanian juga
menyediakan pangan bagi masyarakat Indonesia.
Saat
ini, kita mempunyai kesempatan untuk mempersiapkan kebijakan yang dapat
membentuk struktur perekonomian Indonesia di masa depan. Namun, beberapa
permasalahan yang dihadapi sector pertanian di masa kini perlu segera dibenahi.
- Get link
- X
- Other Apps
Comments
ijin copy, terimakasih
ReplyDelete