Sistem Gerak Pada Manusia (Materi Olimpiade Sains Nasional SMP / MTS IPA)


Sistem Gerak Pada Manusia (Materi Olimpiade Sains Nasional SMP / MTS IPA) 

Rangka tubuh manusia terletak didalam tubuh, sehingga disebut dengan endoskeleton (Rangka Dalam). Selain berfungsi sebagai alat gerak, rangka tubuh juga memiliki fungsi – fungsi lain, yaitu :
a.       Menopang berdirinya tubuh.
b.      Memberi bentuk tubuh
c.       Melindungi organ – organ tubuh yang penting dan lunak seperti otak, jantung, paru – paru, hati dan ginjal.
d.      Tempat melekatnya otot – otot rangka
e.       Tempat pembentukan sel darah merah dan sel darah putih.
f.       Tempat penimbunan zat kapur.
1.      Macam – Macam Tulang
a.      Tulang Berdasarkan Letaknya
Rangka tubuh manusia tersusun atas tiga bagian, yaitu Tulang Tengkorak, Tulang Badan dan Tulang Anggota Gerak
1.      Tulang Tengkorak
Tulang ini berfungsi melindungi otak yang bersifat lunak dan mempunyai fungsi yang sangat vital. Tulang tengkorak terdiri atas 28 tulang. Tulang tengkorak terbagi atas Tulang Tengkorak bagian kepala dan tulang tengkorak bagian muka.  
a.      Tulang Tengkorak Bagian Kepala
Tulang tengkorak ini disebut juga tulang tempurung kepala. Berfungsi untuk melindungi otak. Ketika bayi dilahirkan, tulang tempurung belum menyatu secara sempurna dan akan menjadi sempurna bersamaan dengan pertumbuhannya.
Hubungan antar tulang pada tempurung kepala merupakan hubungan antar tulang yang tidak dapat digerakkan. Tulang tempurung kepala terdiri atas :
a.       1 tulang dahi
b.      2 tulang ubun – ubun (Parietal)
c.       2 tulang pelipis (temporal)
d.      2 tulang tapis
e.       2 tulang baji.
b.      Tulang Tengkorak Bagian Muka (Wajah).
Sesuai namanya, tulang ini terdapat pada bagian muka kepala. Tulang ini membentuk rongga mata, hidung dan langit – langit. Tulang ini terdiri atas :
a.       2 tulang rahang atas
b.      2 tulang rahang bawah
c.       2 tulang hidung
d.      2 tulang hidung
e.       2 tulang mata
f.       2 tulang pipi
g.      2 tulang langit – langit
h.      1 tulang pangkal lidah.
Hubungan antar tulang pada tulang tengkorak bagian muka adalah menyatu dan tidak dapat digerakkan, kecuali tulang rahang bawah.
2.      Tulang Badan
Tulang badan terdiri atas tulang belakang, tulang dada, tulang rusuk, tulang gelang bahu dan tulang gelang panggul.
a.      Tulang Belakang
Tulang ini terdiri atas 33 ruas tulang belakang, yaitu 7 ruas tulang leher, 12 ruas tulang punggung, 5 ruas tulang pinggang, 5 ruas tulang kelangkang yang menyatu dan 4 ruas tulang ekor.
Fungsi tulang belakang, yaitu
1.      Menyangga tulang tengkorak
2.      Menyokong tubuh
3.      Menjaga kestabilan tubuh
4.      Tempat melekatnya tulang – tulang rusuk.
Bentuk tulang belakang agak sedikit melengkung. Hal ini berperan membantu tubuh untuk menjaga keseimbangan badan, anggota gerak dan kepala.
b.      Tulang Dada
Terdiri atas tiga bagian, yaitu bagian tangkai / hulu, bagian badan dan bagian taju pedang. Tulang ini berfungsi sebagai tempat melekatnya tulang rusuk bagian depan.
c.       Tulang Rusuk
Terdiri atas 12 pasang tulang rusuk, yaitu 7 pasang rusuk sejati, 3 pasang rusuk palsu dan 2 pasang rusuk melayang. Bagian depan dari tulang rusuk sejati melekat pada tulang dada, sedangkan bagian belakang melekat pada tulang belakang. Bagian depan tulang rusuk palsu melekat pada tulang rusuk diatasnya, sedangkan bagian belakang melekat pada tulang belakang. Bagian depan tulang rusuk melayang tidak melekat pada tulang, sedangkan bagian belakang melekat pada tulang belakang.
d.      Tulang Gelang Bahu
Terdiri atas 2 tulang Belikat dan 2 tulang Selangka. Tulang belikat melekat pada tulang rusuk, sedangkan tulang Selangka melekat pada tulang dada.
e.       Tulang Gelang Panggul.
Terdiri atas 2 tulang pinggul, 2 tulang duduk dan 2 tulang kemaluan. Ketiga tulang tersebut membentuk lingkaran dengan lubang.
3.      Tulang Anggota Gerak
Terdiri atas tulang anggota gerak bagian atas / lengan dan tulang anggota gerak bagian bawah / kaki.
a.      Tulang Anggota Gerak Bagian Atas
Terdiri atas 2 tulang lengan atas, 2 tulang pengumpil, 2 tulang hasta, 16 tulang pergelangan tangan, 10 tulang telapak tangan dan 28 tulang jari tangan. Letak tulang pengumpil searah dengan ibu jari.
b.      Tulang Anggota Gerak Bagian Bawah.
Terdiri atas 2 tulang paha, 2 tulang tempurung lutut, 2 tulang kering, 2 tulang betis, 14 tulang pergelangan kaki, 10 tulang telapak kaki dan 28 tulang jari kaki.
aaaa
b.      Tulang berdasarkan Jenis
Berdasarkan jenisnya, tulang dibedakan menjadi dua macam, yaitu Tulang Rawan (Kartilago) dan Tulang Keras (Osteon).
1.      Tulang Rawan (Kartilago).
Jika kita pegang, daun telinga dan ujung hidung terasa lentur. Hal ini disebabkan karena bagian – bagian tersebut terbentuk dari tulang rawan. Pada orang dewasa, selain kedua bagian tersebut, tulang rawan juga terdapat pada laring, trakea, permukaan persendian, antara tulang rusuk dan tulang dada serta antara ruas – ruas tulang belakang. Pada bayi yang masih dalam kandungan, hamper seluruh rangka tubuhnya terbentuk dari tulang rawan yang lambat laun akan menjadi tulang keras.
Tulang rawan tersusun atas sel – sel tulang rawan yang disebut kondrosit dan matriks tulang rawan. Matriks tulang rawan banyak mengandung zat perekat atau kolagen dan sedikit zat kapur, sehingga tulang rawan bersifat lentur dan elastis.
Ciri – ciri Tulang Rawan di antaranya adalah sebagai berikut ;
a.       Bersifat lentur, elastis dan tidak keras, karena tersusun atas sedikit zat kapur dan banyak zat perekat (Kolagen)
b.      Tersusun atas sel – sel tulang rawan (kondrosit) yang tidak tersusun melingkar.
Terdapat tiga macam tulang rawan, yaitu tulang rawan hialin, elastin dan fibrosa.  
a.      Tulang Rawan Hialin
Terdapat pada tulang rusuk bagian depan, cuping hidung, laring, trakea dan bronkus. Tulang ini halus, berwarna putih sedikit kebiru – biruan, mengandung serat – serat kolagen dan kondrosit.
b.      Tulang Rawan Fibrosa
Dapat ditemukan pada tulang rawan di lutut dan pada diskus di antara ruas – ruas tulang belakang. Tulang ini bersifat kurang lentur dengan matriks yang banyak mengandung serabut kolagen.
c.       Tulang Rawan Elastin
Dapat ditemukan pada daun telinga dan ujung hidung. Tulang ini lentur dengan matriks yang memiliki serabut elastis bercabang – cabang.
2.      Tulang Keras (Osteon).
Tulang ini terbentuk dari kumpulan sel – sel tulang yang disebut Osteosit. Matrik dari sel – sel tulang ini mengandung zat kapur dan fosfor. Kedua zat tersebut menyebabkan tulang menjadi keras dan tidak lentur.
Matrik tulang yang rapat dan padat akan membentuk tulang keras, misalnya tulang pipa. Sedangkan matriks tulang yang tidak padat dan berongga – rongga akan membentuk tulang spons. Rongga – rongga pada spons ini diisi oleh jaringan sumsum tulang. Apabila berwarna merah, berarti mengandung sel darah merah, sedangkan bila berwarna kuning, berarti mengandung lemak.
Jika potongan melintang dari tulang dilihat menggunakan mikroskop, maka akan terlihat lingkaran – lingkaran sel – sel tulang. Terdapat saluran havers yang didalamnya terdapat pembuluh darah ini berfungsi untuk memberi nutrisi kepada sel – sel tulang. Sel – sel tulang yang telah mati akan membentuk rongga bekas sel tulang yang disebut Lakuna. Setiap Lakuna berhubungan satu sama lain dan disebut Kanalikuli.
a.      Ciri – Ciri Tulang Keras.
Berikut adalah ciri – ciri Tulang Keras, diantaranya :
1.      Bersifat keras dan kuat, karena ruang antar sel tersusun atas banyak zat kapur (Kalsium Karbonat dan Kalsium Fosfat) dan sedikit zat perekat.
2.      Tersusun dari sel – sel tulang keras (Osteosit) yang melingkar berlapis – lapis. Masing – masing lapisan disebut Lamela.
3.      Di tengah – tengah susunan sel – sel tulang yang melingkar terdapat saluran yang disebut saluran Havers. Didalam saluran Havers terdapat serabut saraf, pembuluh darah dan saluran limfa.
4.      Pada Lamela yang tersusun melingkar, terdapat Lakuna. Saluran ini dihubungkan dengan Kanalikuli.
b.      Jenis tulang Keras Berdasarkan Bentuk.
Berdasarkan bentuknya, tulang keras dapat dibedakan menjadi empat jenis, yaitu tulang pipa, tulang pendek, tulang pipih dan tulang tidak beraturan.
1.      Tulang Pipa
Bentuk tulang pipa panjang, seperti pipa, ujungnya membesar, membentuk bonggol yang tersusun atas tulang spons. Bagian ujung ini disebut sebagai Epifise, sedangkan bagian tengahnya disebut Diafise. Diafise merupakan tulang keras yang didalamnya terdapat rongga berisi sumsum tulang. Hamper seluruh bagian tulang pipa terdiri atas tulang kompak (padat) dengan sedikit komponen spongiosa (tulang dengan rongga – rongga)
Ciri – ciri tulang pipa, diantaranya :
a.       Bentuk panjang seperti pipa
b.      Bagian ujung membentuk bonggol
c.       Bagian tengah berongga yang mengandung sumsum kuning dan lemak
d.      Bekerja sebagai alat ungkit dari tubuh.
Contoh tulang pipa adalah tulang paha, tulang betis, tulang lengan atas dan tulang lengan bawah yaitu tulang hasta dan tulang pengumpil.
2.      Tulang Pendek
Ciri – ciri tulang pendek, diantaranya ;
a.       Bentuk silinder kecil atau bulat pendek
b.      Berisi sumsum merah
c.       Berfungsi menahan beban.
Contoh tulang pendek adalah ruas – ruas tulang belakang, tulang pergelangan tangan dan tulang pergelangan kaki.
3.      Tulang Pipih
Ciri – ciri tulang pipih, diantaranya :
a.       Bentuk pipih dan lebar
b.      Berisi sumsum merah
c.       Berfungsi sebagai pelindung organ vital.
Contoh tulang pipih adalah tulang tempurung kepala, tulang dada, tulang rusuk dan tulang belikat.
4.      Tulang Tak Beraturan.
Bentuk tulang ini tidak beraturan. Contohnya, tulang – tulang yang membentuk pergelangan tangan.
Aaa
2.      Persendian
Sendi adalah pertemuan dua tulang atau lebih. Sendi terdiri atas tulang (dua atau lebih), ligament (pita penghubung tulang yang satu dengan yang lain), kartilago (tulang rawan), tendon (bagian dari otot yang menempel pada tulang) dan kapsul sendi yang mengandung Sinovial Fluid (cairan sendi).
Ligament adalah jaringan berbentuk pita yang tersusun atas serabut – serabut liat yang menghubungkan tulang – tulang pada sendi untuk mencegah dislokasi tulang sehingga sendi dapat bergerak dengan bebas.
Kartilago adalah tulang rawan yang terletak pada bagian ujung tulang tempat tulang tersebut akan bertemu dengan tulang yang lain. Fungsi dari kartilago adalah untuk mengurangi benturan atau gesekan antar tulang pada saat bergerak.
Kapsul Sendi adalah jaringan yang menutup sendi dengan cairan sendi didalamnya sebagai minyak pelumas dari sendi.
Berdasarkan geraknya, persendian dibagi menjadi tiga macam, yaitu ;  
a.      Sendi Mati (Sinartrosis)
Sendi mati adalah persendian yang tidak dapat digerakkan. Ada dua tipe utama, yaitu Suture atau Sinostosis dan Sinkondrosis.
Suture adalah tulang – tulang yang dihubungkan dengan jaringan ikat serabut padat. Misalnya pada persendian tulang tengkorak, sambungan antara tulang tengkorak yang satu dengan yang lain terlihat seperti jahitan tepi pakaian.
Sinkondrosis adalah tulang – tulang yang dihubungkan oleh tulang rawan hialin. Misalnya antara tulang epifisis dan diafisis pada tulang dewasa.
b.      Sendi Kaku (Amfiartrosis dan Sinfibriosis)
Sendi kaku adalah persendian yang dihubungkan oleh tulang rawan (kartilago), jaringan ikat serabut dan ligament sehingga memungkinkan terjadinya sedikit gerakan. Misalnya persendian antar ruas – ruas tulang belakang, persendian antara tulang rusuk dengan tulang dada, persendian antar tulang telapak kaki, persendian antar tulang telapak tangan, persendian antar tulang kemaluan dan persendian antara tulang betis dan tulang kering.
c.       Sendi Gerak
Sendi gerak adalah persendian yang memungkinkan gerakan tulang – tulang secara bebas.
Berdasarkan arah geraknya, sendi gerak terbagi atas lima macam, yaitu sendi lesung / peluru, sendi engsel, sendi putar, sendi pelana dan sendi geser / luncur.
1.      Sendi Lesung / Peluru
Merupakan hubungan dua tulang yang memungkinkan terjadinya gerakan ke segala arah. Sendi ini terdiri atas dua tulang, yaitu satu berbentuk mangkuk sendi dan yang satunya lagi berbentuk bonggol yang berkesesuaian. Bonggol tulang ini masuk kedalam rongga cawan (mangkuk) tulang yang lain.
Contoh sendi lesung adalah hubungan antara tulang paha dan tulang pinggul, serta tulang lengan atas (humerus) dan tulang belikat (scapula).
2.      Sendi Engsel
Merupakan hubungan antar dua tulang yang memungkinkan terjadinya gerak ke satu arah, seperti gerakan pintu membuka dan menutup. Contoh sendi engsel adalah hubungan antara tulng siku yang terdiri atas tulang lengan atas (humerus) dan tulang lengan bawah (ulna) serta ruas antar jari dan lutut.
3.      Sendi Putar
Merupakan hubungan dua tulang yang memungkinkan tulang yang satu bergerak mengelilingi ujung tulang yang lain sehingga terjadi gerak rotasi. Contoh sendi putar adalah hubungan antar tulang radius dan ulna serta tulang atlas dan tulang tengkorak sehingga memungkinkan kepala kita dapat berputar.
4.      Sendi Pelana
Merupakan bentuk hubungan dua tulang. Kedua ujung tulang tersebut berbentuk pelana kuda. Gerakan yang dapat dilakukan adalah dua arah ke depan dan ke belakang atau ke kanan dan ke kiri. Contoh sendi pelana adalah hubungan antara tulang – tulang telapak tangan dengan ruas jari tangan.
5.      Sendi Geser
Merupakan bentuk hubungan dua tulang yang memungkinkan terjadinya sedikit gerakan. Contoh sendi geser adalah hubungan antara tulang – tulang pergelangan tangan dan pergelangan kaki.
6.      Sendi Kondiloid
Merupakan persendian yang memungkinkan terjadinya gerakan melengkung ke depan, ke belakang atau memutar. Contohnya adalah persendian pada pergelangan kaki.
3.      Otot
Otot merupakan sekumpulan sel – sel otot yang membentuk berkas otot. Otot berfungsi sebagai tempat otot rangka bertaut dapat tertarik. Akibat dari kerja otot terebut, membuat posisi tulang berubah, sehingga terjadi suatu gerakan. Karena otot dapat menggerakkan bagian – bagian tubuh, maka otot disebut sebagai alat gerak aktif.
a.      Macam Otot
Berdasarkan bentuk, susunan dan cara kerjanya, otot manusia dibagi menjadi tiga macam, yaitu Otot Polos, Otot Lurik, dan Otot Jantung.
1.      Otot Polos
Otot ini dapat ditemukan pada organ saluran pernapasan, saluran pernapasan, saluran kelamin dan didnding Rahim (otot tidak sadar).
Ciri – ciri otot polos, yaitu :
a.       Terdiri atas sel – sel otot polos.
b.      Apabila diamati di bawah mikroskop sel, berbentuk gelendong dengan kedua ujung meruncing.
c.       Mempunyai satu inti yang terletak di tengah sel.
d.      Tidak melekat pada rangka tubuh.
e.       Bekerja tanpa perintah otak, sehingga disebut otot tidak sadar atau involunteer.
2.      Otot Lurik / Otot Rangka
Otot ini terdapat pada tubuh dan anggota gerak. Berfungsi untuk menggerakkan rangka.
Ciri – ciri Otot Lurik adalah sebagai berikut :
a.       Apabila diamati di bawah mikroskop, berbentuk panjang dan silindriks.
b.      Otot lurik tersusun atas serabut – serabut otot atau myofibril yang mempunyai inti banyak dan terletak di tepi sel. Setiap mifibril tersusun atas satuan yang disebut sarkomer. Sarkomer mengandung dua jenis filament protein, yaitu filament protein tebal yang disebut myosin dan filament protein tipis yang disebut aktin. Oleh karena itu, otot lurik memiliki bagian yang gelap dan terang.
c.       Kerja otot lurik dipengaruhi oleh kehendak kita melalui perintah yang diatur oleh otak (otot sadar).
d.      Melekat pada rangka tubuh.
e.       Kontraksi cepat, tidak teratur, kuat, tetapi mudah lelah.
f.       Otot lurik dapat bergerak karena rangsangan berupa panas, dingin, arus listrik dan kimia.
3.      Otot Jantung
Otot ini hanya terdapat di jantung. Bila diamati di bawah mikroskop, struktur otot jantung mirip dengan otot lurik tetapi bercabang – cabang dan memiliki banyak iinti sel. Kerja otot jantung tidak dipengaruhi oleh syaraf otonom. Oleh karena itu, kita tidak dapat memerintah otot jantung untuk beristirahat dulu. Otot jantung bekerja terus – menerus selama seseorang masih hidup.
Ciri – ciri Otot Jantung, yaitu :
a.       Hanya terdapat pada jantung.
b.      Terdiri atas sel – sel yang secara anatomi tampak seperti otot lurik.
c.       Berbentuk silindris panjang dan bercabang – cabang.
d.      Berinti banyak dan terletak di tengah – tengah serabut otot.
e.       Bekerja seperti otot polos, tidak diperintah oleh otak sehingga disebut otot tak sadar.
f.       Gerakan tidak cepat tetapi teratur.
g.      Antara serabut satu dengan yang lain saling bersambungan membentuk percabangan (diskus interkalaris).
aaaaa
b.      Cara Kerja Otot
Tulang kita dapat bergerak karena adanya gerakan otot. Untuk dapat menggerakkan tulang, sel otot melakukan kontraksi. Otot yang berkontraksi ini disebabkan adanya rangsangan saraf. Rangsangan yang sampai ke otot akan mempengaruhi asetil kolin (zat penerus rangsangan) adanya asetil kolin akan menyebabkan pelepasan ion kalsium. Pelepasan ini terjadi di sel otot, sehingga protein otot (aktin dan myosin) berikatan membentuk aktomiosin. Ini menyebabkan pemendekn sel – sel otot (kontraksi).
Ada rangsangan saraf pada otot -- asetil kolin dari ujung saraf dihasilkan ion kalsium diotot -- Protein otot aktin dan myosin berikatan membentuk aktomiosin – otot memendek.
Ketika ATP berikatan dengan myosin, akan menyebabkan ikatan aktin dan myosin terlepas (relaksasi).
c.       Sifat Kerja Otot.
Untuk dapat menggerakkan tulang diperlukan dua otot rangka atau lebih. Otot – otot ini ada yang bekerja berlawanan (antagonis) da nada yang bersamaan (sinergis).
1.      Kerja Otot Berlawanan (Antagonis).
Bila satu otot kontraksi, maka otot yanglain akan relaksasi. Contoh, untuk menggerakkan lengan bawah, otot yang bekerja adalah otot bisep (otot yang terdapat pada lengan atas bagian depan) dan trisep (otot yang terletak pada lengan atas bagian belakang).
Bila otot bisep berkontraksi, maka otot trisep berelaksasi, sehingga lengan bawah tertarik keatas. Sebaliknya, bila otot bisep relaksasi dan otot trisep kontraksi, maka lengan bawah lurus kembali.
Otot yang bekerja antagonis dapat dikelompokkan menjadi empat bagian, yaitu sebagai berikut :  
a.      Fleksor – Ekstensor.
Fleksor adalah gerak membengkokkan, sedangkan ekstensor adalah gerak meluruskan. Misalnya ketika kita menekuk lengan bawah disebut posisi fleksor, sedangkan ketika kita meluruskan lengan bawah disebut posisi ekstensor. Ketika kita berdiri, kaki dalam posisi lurus disebut ekstensor, sedangkan ketika kita jongkok, kaki dalam posisi menekuk disebut fleksor.
b.      Abduktor – Adduktor
Abductor adalah gerakan menjauhi badan, sedangkan adductor adalah gerakan mendekati badan. Misalnya, gerakan tangan yang sejajar dengn bahu atau gerakan kaki ke samping disebut abductor, sedangkan gerakan tangan tegap (sikap sempurna) atau gerakan kaki tegap adalah gerakan adductor.
c.       Depressor – Elevator.
Depressor adalah gerak menurunkan, sedangkan elevator adalah gerak mengangkat. Misalnya, gerakan menundukkan kepala disebut depressor dan menengadahkan kepala disebut elevator.  
d.      Pronator – Supinator.
Pronator adalah gerak menelungkupkan tangan, sedangkan supinator adalah gerak menengadahkan tangan. Kedua macam gerakan ini seperti gerakan melingkar satu sumbu sentral sehingga disebut juga gerak rotasi.
Otot sinergis merupakan dua otot yang bekerja secara bersamaan. Misalnya saat menelungkupkan telapak tangan. Pada gerakan ini ada otot yang bekerja secara sinergis, yaitu pronator teres dan pronator kuadratus.
Setiap otot yang menggerakkan tulang mempunyai dua ujung berlawanan yang melekat pada tulang, disebut tendon. Ujung otot yang melekat pada tulang yang digerakkan disebut Insersio, sedangkan ujung otot yang melekat pada tulang yang tidak bergerak disebut origo. Sebagai contoh, saat menggerakkan lengan bawah. Insersio adalah otot bisep yang melekat pada tulang lengan bawah, sedangkan origo adalah otot bisep yang melekat pada tulang belikat.
2.      Kerja Otot Bersamaan (Sinergis)
Merupakan kerja dua otot yang bersamaan. Contoh otot yang sinergis adalah otot – otot pronator yang terletak pada lengan bawah. Dua otot pronator tersebut, yaitu pronator teres dan otot pronator kuardratus. Kedua otot tersebut bekerja sama mengerakkan telapak tangan untuk menelungkup dan menengadah.
aaaaa
4.      Kelainan dan Penyakit pada Sistem Gerak Manusia.
a.      Gangguan Pada Tulang
1.      Gangguan Fisik
Gangguan yang paling sering terjadi pada tulang adalah patah tulang (fraktura), retak tulang, memar sendi dan urai sendi akibat dari kecelakaan, jatuh atau pukulan (benturan) keras.
a.      Fraktura Kerusakan Fisik Tulang.
Merupakan kerusakan fisik tulang karena patah
1.      Patah Tulang Terbuka : jika tulang yang patah muncul sampai ke permukaan kulit.
2.      Patah Tulang Tertutup : jika tulang yang patah masih tertutup / terlindungi oleh otot atau kulit.
b.      Retak Tulang
Bila terjadi retak tulang, maka tubuh akan memperbaiki sendiri engan membentuk sambungan.
c.       Memar Sendi.
Terjadi apabila selaput sendi mengalami robek.
d.      Urat Sendi
Gangguan ini terjdi akibat memar sendi yang disertai dengan lepasnya ujung tulang dari persendian.
2.      Gangguan Persendian
a.      Dislokasi
Dislokasi adalah bergesernya tulang dari posisi / kedudukan semula. Hal ini biasanya terjadi karena patah tulang atau ligament robek.
b.      Terkilir
Terkilir adalah cedera pada sendi sehingga menyebabkan peregangan atau robeknya ligament sendi.
c.       Ankilosis
Ankilosis adalah kekakuan sendi yang mengakibatkan sendi sulit digerakkan. Kejadian ini akibat dari proses penyakit misalnya artritis.
d.      Artritis.
Artritis adalah peradangan sendi. Artritis dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu sebagai berikut :
1.      Artritis Rheumatoid.
Yaitu peradangan atau pengapuran pada jaringan tulang rawan yang menghubungkan tulang pada persendian.
2.      Osteoarthritis.
Yaitu penipisan tulang rawan yang menghubungkan persendian.
3.      Artritis Gout.
Yaitu gangguan persendian akibat kegagalan metabolism asam urat yang menyebabkan penimbunan asam urat pada persendian.
aaaaa
3.      Kebiasaan Sikap Tubuh
Kebiasaan sikap duduk atau kebiasaan kerja dapat mengakibatkan kelainan tulang.
a.      Skoliosis
Merupakan kelainan pada tulang punggung, yaitu membengkok ke kanan atau ke kiri.
b.      Lordosis
Merupakan kelainan pada tulang leher atau tulang punggung yang terlalu membengkok ke depan.
c.       Kifosis
Merupakan kelainan pada tulang punggung yang terlalu membengkok ke belakang (bungkuk).
4.      Factor Keturunan
Kelainan bentuk tulang yang dialami oleh orang tua dapat menurun pada anak. Hal ini dikarenakan oleh gen (pembawa sifat) yang berasal dari orang tua akan diwariskan pada anak.
5.      Gangguan Fungsi / Fisiologis
Gangguan fungsi pada tulang dapat disebabkan oleh kelainan fungsi hormone atau vitamin. Terdapat tiga jenis gangguan fungsi pada tulang, yaitu rakhitis, mikrosefalus dan osteoporosis.  
a.      Rakhitis
Merupakan gangguan tulang yang disebabkan karena kekurangan Vitamin D. vitamin D berperan dalam penimbunan senyawa kapur pada tulang. Kekurangan vitamin D akan menyebabkan tulang menjadi tidak keras. Akibatnya, tulang kaki membengkok kedalam membentuk huruf O atau membengkok keluar membentuk huruf X.
b.      Mikrosefalus.
Merupakan gangguan pertumbuhan tulang tengkorak yang mengakibatkan kepala berukuran kecil. Gangguan ini disebabkan oleh kekurangan zat kapur pada masa bayi.  
c.       Osteoporosis.
Merupakan gangguan yang disebabkan oleh tulang keropos akibat ketidakseimbangan hormone kelamin, sehingga terjadi gangguan penyerapan bahan – bahan tulang.
Aaaa
b.      Gangguan Pada Otot
Gangguan pada otot mempunyai peranan penting pada aktivitas gerakan manusia. Gangguan otot dapat terjadi dalam beberapa bentuk, yaitu sebagai berikut :  
1.      Atrofi
Merupakan penurunan fungsi otot yang disebabkan oleh mengecilnya otot, kemudian mengakibatkan kehilangan kemampuan untuk berkontraksi. Gangguan ini dapat disebabkan oleh penyakit yang terjadi karena virus polio.
2.      Distrofi Otot
Merupakan penyakit keturunan akibat adanya mutasi gen yang menyebabkan kelemahan otot.
3.      Tetanus
Merupakan penyakit infeksi yang disebabkan oleh toksin (racun) bakteri Clostridium tetani. Otot akan mengalami kontraksi terus – menerus (kejang).
4.      Miositis.
Merupakan radang pada otot. Dapat disebabkan oleh infeksi.
5.      Gangguan Otot karena Aktivitas
Misalnya kram dan kaku otot leher. Kram atau kekejangan dikarenakan aktivitas otot yang terus – menerus. Aktivitas ini membuat otot kejang dan tidak dapat berkontraksi. Sedangkan kaku leher dapat terjadi karena kesalahan gerak yang mengakibatkan otot mengalami peradangan.
6.      Miastenia Gravis.
Merupakan kelainan otot yang secara berangsur – angsur melemah. Penyakit ini disebabkan system imunitas yang tidak berfungsi dengan normal.


Jangan Lupa Klik Iklannya (X), gratiiss. Supaya saya lebih bersemangat menulis di blog ini.

Comments

Popular posts from this blog

Soal dan Jawaban Pkn Kelas 7 Semester 2 – Halaman 150 dan 151

Soal dan Jawaban IPA Kelas VII Semester 2 – Halaman 81 - 82

6 Agama Di Indonesia disertai dengan Kitab Suci, Tempat Ibadah, Hari Besar Keagamaan