- Get link
- X
- Other Apps
Perubahan Sosial Budaya dan Globalisasi – Perubahan Sosial Budaya (Materi IPS Terpadu SMP / MTS Kelas IX – Halaman 85 s/d 114)
- Get link
- X
- Other Apps
Perubahan Sosial Budaya dan
Globalisasi – Perubahan Sosial Budaya (Materi IPS Terpadu SMP / MTS Kelas IX –
Halaman 85 s/d 114)
Kingsley Davis dalam
Soerjono Soekanto (2014) mengatakan bahwa perubahan social merupakan bagian
dari perubahan kebudayaan. Perubahan dalam kebudayaan mencakup hal – hal
seperti kesenian, ilmu pengetahuan, teknologi dan filsafat. Menurutnya
perubahan social sebagai perubahan pada system social, struktur dan fungsi
masyarakat. Apa saja yang termasuk perubahan social dan perubahan budaya.
Perubahan social misalnya perubahan perilaku perempuan dan laki – laki serta
masih banyak perubahan lainnya. Budaya dapat diartikan sebagai hasil cipta rasa
karsa manusia. Hal – hal yang termasuk perubahan budaya diantaranya adalah
perubahan pada alat transportasi, alat komunikasi, serta perubahan pada bidang
budaya lainnya.
Berdasarkan contoh di
atas, terlihat bahwa perubahan social dan perubahan budaya saling berkaitan.
Perubahan budaya dapat menyebabkan perubahan social dalam masyarakat atau bisa
jadi dalam masyarakat terdapat perubahan social yang dapat menyebabkan
terjadinya perubahan budaya. Namun yang harus diingat bahwa tidak semua
perubahan budaya dapat menyebabkan perubahan social atau sebaliknya. Dengan
demikian, perubahan social budaya merupakan penggunaan istilah yang dapat
digunakan untuk mencakup kedua jenis perubahan yang terjadi.
1. Bentuk Perubahan Sosial Budaya.
Perubahan
social budaya dalam masyarakat sangat beragam, baik bentuk maupun jenisnya.
Oleh karena itu, untuk mempermudah mempelajari bentuk perubahan social budaya
perlu diklasifikasikan.
a.
Perubahan
Dilihat Dari Waktunya.
Perubahan social yang terjadi mempunyai
kecepatan atau waktu yang berbeda – beda antara masyarakat satu dengan
masyarakat yang lain. Pada masyarakat tradisional tentunya kecepatan perubahan
social budayanya akan lebih lambat dibandingkan dengan masyarakat modern.
Mengapa demikian ?. hal tersebut dikarenakan masyarakat modern lebih terbuka
dan heterogen dibandingkan dengan masyarakat tradisional.
1.
Perubahan
Sosial Lambat atau Evolusi.
Perubahan social lambat dikenal juga
dengan evolusi. Perubahan social lambat atau evolusi merupakan perubahan social
yang memerlukan waktu lama dan diikuti oleh rentetan perubahan kecil yang
terjadi secara lambat. Perubahan social pada masyarakat tradisional dapat
dikategorikan mengalami perubahan lambat ini. Dalam masyarakat tradisional
perubahan yang terjadi kecil dan cukup lama sehingga mereka seolah tampak tidak
mengalami perubahan. Contoh dari perubahan evolusi adalah kehidupan masyarakat
primitive. Lamanya waktu yang diperlukan dalam perubahan mata pencaharian
masyarakat dari masa berburu dan meramu, bercocok tanam dan beternak, masa
pertanian dan masa perundagian dapat dicontohkan untuk perubahan evolusi.
2.
Perubahan
Sosial Cepat atau Revolusi.
Revolusi industry merupakan perubahan
social budaya yang dapat dikategorikan dalam perubahan social cepat. Revolusi
industry sebenarnya berlangsung cukup lama yaitu tahun 1750 – 1850. Namun
karena revolusi industry mengakibatkan perubahan secara besar – besaran, maka
waktu 100 tahun bukan menjadi waktu yang lama. Untuk itulah revolusi industry
tetap dikategorikan dalam perubahan social budaya cepat.. revolusi adalah
perubahan social yang berlangsung dalam waktu cepat dan hal – hal mendasar
dalam masyarakat ikut mengalami perubahan. Perubahan besar terjadi di bidang
pertanian, manufaktur, pertambangan, transportasi dan teknologi. Revolusi
industry terjadi di Britania Raya dan menyebar ke seluruh Eropa barat, Amerika
dan Jepang. Revolusi Inggris dianggap sebagai pelopor revolusi di Negara lain.
Revolusi industry membawa akibat dalam berbagai bidang kehidupan bagi negaranya
ataupun bagi Negara lain, antara lain sebagai berikut :
1. Proses
mekanisme dalam usaha industry.
2. Perdagangan
makin berkembang.
3. Transportasi
lancar.
4. Berkembangnya
urbanisasi.
5. Terjadinya
kesenjangan social.
Selain akibat di atas, setelah adanya
revolusi industry terjadi perubahan pada sendi atau dasar dari kehidupan
masyarakat terutama pada lembaga kemasyarakatan. Revolusi industry mengubah
pola hubungan antara buruh dan majikan, system kekeluargaan dan sebagainya.
Pada dasarnya perubahan social budaya yang cepat atau revolusi dapat terjadi
tanpa direncanakan atau direncanakan terlebih dahulu.
b.
Perubahan
Dilihat Dari Pengaruhnya.
1.
Perubahan
Yang Pengaruhnya Kecil.
Perubahan yang pengaruhnya kecil diikuti
oleh sebagian kecil orang. Perubahan ini tidak membawa perubahan mendasar pada
bidang kehidupan. Perubahan yang pengaruhnya kecil merupakan perubahan yang
tidak membawa perubahan pada unsur struktur social masyarakat. Perubahan yang
pengaruhnya kecil artinya perubahan tersebut hanya dianut oleh sebagian kecil
orang yang menyukainya saja sehingga perubahan ini tidak membawa pengaruh
berarti bagi sebagian besar orang. Contohnya perubahan model baju yang dipakai
tahun ini dengan tahun kemarin, perubahan model rambut atau gaya berbusana yang
sedang popular., dll.
2.
Perubahan
Yang Pengaruhnya Besar.
Perubahan yang pengaruhnya besar adalah
perubahan yang membawa perubahan dalam sendi – sendi kehidupan suatu
masyarakat.. industrialisasi merupakan salah satu contoh dari bentuk perubahan
ini. Industrialisasi membawa pengaruh besar terhadap berbagai bidang kehidupan
di masyarakat. Industrialisasi merupakan proses perubahan social ekonomi yang
mengubah system mata pencaharian masyarakat agraris (Pertanian) menjadi
masyarakat industry.. proses industrialisasi dapat ditemukan dalam masyarakat
kota atau masyarakat desa. Pembangunan pabrik – pabrik untuk kepentingan
industry sebagai bagian dari proses industrialisasi.
c.
Perubahan
Dilihat Dari Perencanaannya.
1.
Perubahan
Yang Direncanakan (Planned Change).
Pembangunan jalan dikategorikan dalam
perubahan social budaya yang direncanakan. Perubahan yang direncanakan atau
Planned Change merupakan perubahan yang memang diinginkan dan dikehendaki oleh
masyarakat atau pihak yang menginginkan perubahan. Pembangunan dapat dikatakan
sebagai contoh perubahan social yang dikehendaki dan direncanakan. Salah satu
contoh pembangunan yang dilakukan di Indonesia adalah pembangunan jalan.
Kondisi jalan di Indonesia berbeda – beda, terdapat jalan yang sudah tertata
dengan baik, misalnya beraspal mulus dan terdapat jalan yang kondisinya belum
beraspal. Jalan yang terdapat di suatu daerah bermacam – macam, ada jalan
nasional dan jalan daerah. Jalan nasional adalah jalan penghubung antar
provinsi yang dibangun untuk memperlancar transportasi lintas nasional,
sehingga langsung menjadi tanggung jawab Negara. Sedangkan jalan daerah
merupakan jalan penghubung antar daerah didalam provinsi. Jalan penghubung
antar kabupaten / kota menjadi tanggung jawab pemerintah provinsi, sedangkan jalan
penghubung antar kecamatan merupakan tanggung jawab pemerintah kabupaten.
Pembangunan jalan direncanakan oleh pihak – pihak yang merencanakan perubahan
atau biasa disebut Agent of Change. Pemerintah, masyarakat atau tokoh
masyarakat dapat menjadi contoh pihak yang berperan dalam merencanakan
perubahan atau Agent of Change.
Selain pembangunan jalan sebagai
perubahan social yang direncanakan, dapat dicontohkan pula penerapan teknologi
dalam kegiatan pendidikan. Penerapan Buku Sekolah Elektronik, misalnya merupakan
suatu perubahan yang direncanakan. Pembangunan di bidang ilmu pengetahuan dan
pendidikan tersebut juga merupakan perubahan social budaya yang dikehendaki
atau direncanakan. Pembangunan di bidang pendidikan ditujukan untuk mengejar
ketertinggalan bangsa dari laju pertumbuhan bangsa lain. Pembangunan di bidang
ilmu pengetahuan dan pendidikan akan mendukung peningkatan kemampuan sumber
daya manusia yang berkualitas dan mampu berdaya saing. Penerapan teknologi
dalam bidang pendidikan dilakukan untuk mempermudah proses pembelajaran.
2.
Perubahan
Yang Tidak Direncanakan (Unplanned Change).
Perubahan social budaya yang tidak
direncanakan adalah perubahan yang terjadi diluar jangkauan pengawasan
masyarakat. Bencana alam seperti gunung meletus, gempa, banjir, dsb akan
membawa perubahan bagi masyarakat yang mengalaminya. Perubahan social budaya
yang tidak direncanakan terkadang terjadi sebagai akibat perubahan yang
direncanakan. Sebagai contoh, perubahan penggunaan traktor dalam teknologi
pertanian merupakan sebuah perubahan yang direncanakan. Kemajuan dan penerapan
teknologi tersebut menguntungkan petani karena menghemat tenaga, waktu dan
biaya. Namun di sisi lain menimbulkan dampak yang tidak direncanakan, misalnya
banyak buruh tani kehilangan pekerjaan karena tenaganya telah digantikan mesin.
Selain itu, dampak lainnya adalah memudarnya nilai kegotongroyongan warga
masyarakat dalam mengerjakan lahan pertaniannya.
aaaaa
2. Factor Penyebab dan Penghambat
Perubahan Sosial Budaya.
Perubahan
social budaya yang terjadi dalam masyarakat tidak datang dengan sendirinya,
melainkan ada factor yang menyebabkannya terjadi.
a.
Faktor
Penyebab Perubahan Sosial Budaya.
Pada dasarnya perubahan social budaya
dalam masyarakat terjadi karena ada sesuatu yang dianggap sudah tidak
memuaskan, kebosanan masyarakat terhadap sesuatu yang ada dan juga karena
menyesuaikan diri dengan factor yang baru. Factor
penyebab perubahan social budaya, diantaranya :
1.
Bertambah
dan Berkurangnya Penduduk.
Indonesia termasuk Negara dengan jumlah
penduduk yang besar. Penduduk Indonesia mendiami ribuan pulau yang tersebar
dari Sabang sampai Merauke. Berdasarkan data kependudukan dunia tahun 2012,
Indonesia menempati urutan ke - 4 jumlah penduduk terbesar di dunia. Adapun urutan
pertama ditempati China (1,35 Miliar Jiwa), ke – 2 India (1,260 Miliar Jiwa)
dank e – 3 Amerika Serikat (314 Juta Jiwa). Sementara itu, hasil sensus
penduduk tahun 2010 menunjukkan jumlah penduduk Indonesia mencapai 237.641.326
Jiwa. Jika luas wilayah Indonesia mencapai 1.904.569 km, berarti kepadatan
penduduk per km sekitar 125 jiwa. Namun, kepadatan penduduk Indonesia tidak
merata.
Pulau Jawa merupakan pulau yang
mempunyai kepadatan penduduk paling tinggi. Pulau Jawa menjadi pusat
pemerintahan dan perekonomian Negara, sehingga banyak penduduk yang tertarik
untuk tinggal di wilayah ini. Kepadatan penduduk yang tinggi di Pulau Jawa
dapat dijelaskan dengan melihat factor geografis, khususnya factor fisik berupa
tanah yang subur dan factor sejarah. Kerajaan – kerajaan banyak berkembang di
Pulau Jawa sehingga pulau Jawa berkembang menjadi pusat aktivitas penduduk saat
ini di Indonesia. Apabila suatu daerah mulai dipadati oleh penduduk, maka
banyak perubahan social budaya yang terjadi, misalnya keramahtamahan menurun,
banyak muncul kelompok baru, perubahan pada lembaga social, dsb.
Lalu, mengapa perubahan jumlah penduduk
menyebabkan terjadinya perubahan social budaya ?. jumlah penduduk di setiap
wilayah / provinsi maupun pulau juga berbeda – beda dengan angka pertumbuhan
yang berbeda pula. Jumlah penduduk yang besar di Indonesia menjadi permasalahan
serius terutama di daerah perkotaan. Semakin besar jumlah penduduk, semakin
banyak permasalahan yang dihadapi oleh suatu daerah. Sebagai contoh jumlah
penduduk suatu kota mengalami peningkatan yang besar karena adanya urbanisasi.
Pertambahan ini mempengaruhi jumlah lahan yang ditempati serta berbagai sarana
dan prasarana yang dibutuhkan. Maka terjadilah banyak perubahan social budaya
di kota tersebut. Dengan banyaknya penduduk di wilayah tersebut yang berpindah,
dapat menyebabkan banyak lahan yang terbengkalai, wilayah tersebut menjadi
kurang berkembang karena banyak tenaga produktif yang pindah ke kota, dsb.
Pengelolaan bonus demografi yang tepat akan membawa dampak positif terhadap
perubahan social budaya masyarakat. Bonus demografi adalah bonus yang dinikmati
suatu Negara sebagai akibat dari besarnya proporsi penduduk produktif (rentang
Usia 15 – 64 tahun) dalam evolusi kependudukan yang dialaminya. Pengelolaan
bonus ini dapat dilakukan dengan cara pemerintah menata kebutuhan sarana dan
prasarana kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara yang disesuaikan
dengan kebutuhan penduduknya. Selain itu, masalah social yang terjadi sebagai
akibat jumlah dan komposisi penduduk yang tidak seimbang harus mendapatkan
penanganan yang tepat. Indonesia harus mampu menyiapkan generasi muda yang
berkualitas tinggi melalui pendidikan, pelatihan, kesehatan, penyediaan
lapangan kerja dan investasi.
2.
Penemuan
Baru.
Kecanggihan aplikasi Handphone yang
berkembang saat ini sudah tidak diragukan lagi. Awalnya handphone ditemukan
sebagai alat komunikasi suara, kemudian karena masih merasa kurang puas,
manusia mengembangkan keberadaan Handphone untuk komunikasi tulisan atau
message, kamera, radio dan internet. Saat ini, aneka aplikasi dapat masuk
kedalam satu telepon seluler canggih ini. Ketidakpuasan masyarakat terhadap
keadaan serta kesadaran akan kekuarangan dalam kehidupan masyarakat membuat
mereka terus menggali hal – hal baru yang dapat memuaskan mereka. Keadaan semacam
ini kemudian membuat banyak penemuan baru diciptakan atau diperbarui.
Penemuan baru memang banyak membawa
perubahan social budaya dalam kehidupan masyarakat. Ketika listrik ditemukan
oleh Michael Faraday (1791 – 1867) pada tahun 1821, dunia mengalami banyak
perubahan termasuk rangkaian penemuan sesudahnya. Kombinasi dari pengetahuan
dan penemuan listrik kemudian banyak tercipta seperti alat – alat penghasil
tenaga listrik, benda atau alat yang dapat menyalurkan listrik seperti setrika
listrik, kompor listrik dan alat masak listrik.
Suatu penemuan baru menyebabkan
perubahan dalam bidang – bidang tertentu. Penemuan handphone dan internet
adalah sebagian kecil dari penemuan baru atau pembaharuan. Penemuan – penemuan
dan pembaharuan tersebut dapat menyebabkan perubahan di bidang komunikasi,
interaksi social, status social, pola piker dan tindakan manusia.
3.
Konflik.
Kita harus bersyukur kepada Tuhan Yang
Maha Esa karena Negara Indonesia dikaruniai berbagai keanekaragaman baik agama,
suku bangsa dan ras. Keanekaragaman tersebut memperkaya multikuturisme bangsa.
Namun di sisi lain, keanekaragaman juga membawa proses social negative yang
disebut dengan konflik. Setiap orang tentunta pernah bertengkar atau berbeda
pendapat dengan orang lain. Kondisi inilah yang dapat dikategorikan dalam
konflik. Factor penyebabnya bisa bermacam – macam seperti karena salah paham
dan perbedaan pendapat. Konflik dapat di istilahlainkan dengan kata
pertentangan. Pertentangan atau konflik dapat terjadi antara individu dan
individu, antara kelompok dan kelompok atau antara individu dan kelompok.
Konflik dapat terjadi akibat banyak hal.
Penyebab terjadinya konflik pada dasarnya karena adanya perbedaan, baik
perbedaan kepentingan, pendapat, kebudayaan atau antar individu. Konflik tersebut
kemudian dapat menyebabkan terjadinya perubahan dalam masyarakat. Perubahan
social dan konflik adalah dua hal yang saling berkaitan. Ketika dalam
masyarakat terjadi perubahan social budaya yang cepat, hal ini dapat mengubah
nilai – nilai yang ada dalam masyarakat. Sebaliknya konflik yang terjadi dalam
masyarakat juga dapat memunculkan terjadinya perubahan social.
Konflik sebagai penyebab terjadinya
perubahan social yang pernah terjadi di Indonesia diantaranya adalah konflik
antara pemerintah RI dan GAM (Gerakan Aceh Merdeka). Konflik tersebut terjadi
diakibatkan karena perbedaan keinginan yang telah berlangsung sejak tahun 1976.
GAM yang pada waktu itu di pimpin oleh Hasan Tiro merupakan gerakan separatis
untuk memisahkan diri dari NKRI. Konflik yang telah berlangsung bertahun –
tahun ini mengundang perhatian internasional untuk membantu menanganinya. Namun
beberapa kali usaha untuk mendamaikan konflik ini gagal. Akhirnya konflik
antara GAM dan NKRI berakhir melalui mediasi (penyelesaian konflik) dengan menghadirkan
CMI (crisis Management Initatives). Tempat perundingan yang diprakarsai CMI
dilaksanakan di kota Helsinki, Finlandia. Tercapainya perundingan antara RI dan
GAM dari putaran pertama hingga kelima adalah ditandatanganinya Memorandum Of
Understanding (MOU). Setelah terjadinya perdamaian antara GAM dan RI, perubahan
social budaya mulai terjadi. Berbagai macam pembangunan di Aceh terus
berlangsung. Pembangunan ekonomi di Aceh juga jadi mendapat perhatian lebih,
sehingga mereka sudah tidak lagi merasa diabaikan pemerintah.
4.
Terjadinya
Pemberontakan atau Revolusi.
Revolusi atau pemberontakan dapat
menyebabkan terjadinya perubahan social budaya. Banyak contoh revolusi atau
pemberontakan yang terjadi di dunia ini. Gelombang revolusi unjuk rasa dan
protes yang terjadi di dunia arab sebagai rangkaian dari The Arab Spring
(Pemberontakan Arab) adalah contoh revolusi yang terjadi di dunia. Misalnya,
tahun 2011 lalu terjadi revolusi di Mesir. Demonstrasi besar – besaran terjadi
di Mesir menuntut agar presiden Hosni Mubarak yang telah berkuasa 30 tahun
untuk melepaskan jabatannya. Protes menggunakan teknik pemberontakan sipil
dalam kampanye yang melibatkan serangan, demonstrasi, pawai, dan pemanfaatan
media social seperti Facebook, Twitter, Youtube atau Skype untuk mengorganisir,
berkomunikasi dan mengumpulkan massa. Pemerintah meredam usaha para demonstran
yang menggalang aksinya dari internet dengan cara memberhentikan saluran
internet dan komunikasi hingga batas waktu yang tidak ditentukan. Revolusi ini
berakhir dengan jatuhnya Hosni Mubarak. Setelah terjadi Revolusi, Mesir mengalami
perubahan besar dalam berbagai bidang.
Contoh revolusi yang pernah terjadi di
Indonesia adalah ketika Indonesia mencapai kemerdekaannya pada tanggal 17
Agustus 1945. Dengan proklamasi, bangsa Indonesia menjadi bangsa yang merdeka,
bebas dari cengkeraman penjajah, serta telah mengubah struktur pemerintahan
colonial menjadi pemerintahan nasional. Berbagai perubahan terlihat mengikuti,
seperti lembaga keluarga, system social, system politik dan system ekonomi.
Pada dasarnya, pemberontakan terjadi diawali
dengan adanya ketidakpuasan sebagian masyarakat terhadap situasi dan kondisi.
Ketidakpuasan ini diarahkan pada system kekuasaan yang dianggapnya tidak cocok
sehingga mendorong para pemberontak membuat system kekuasaan yang berbeda.
Rezim yang zalim pada dasarnya menjadi awal munculnya rasa ketidakadilan di
masyarakat sehingga mendorong sebagian masyarakat yang merasa tidak diuntungkan
melakukan pemberontakan. Situasi dan kondisi ini mendorong pergerakan revolusi
sebagai wujud dari pemberontakan. Adanya revolusi akan membawa perubahan –
perubahan besar dalam tubuh masyarakat. Misalnya, revolusi Mei tahun 1998 yang
terjadi di Indonesia. Peristiwa dimulai dari demonstrasi menuntut turunnya
Presiden Suharto yang telah berkuasa selama 32 tahun. Perubahan besar terjadi
di Indonesia setelah Soeharto menyatakan mundur dan reformasi bergulir. Dimulai
dari perubahan kepala Negara, wakil kepala Negara, struktur cabinet, sampai
perilaku warga masyarakat yang menjadi lebih berani mengkritisi cara kerja
pemerintah dan sebagainya. Perubahan tahun 1998 ini dapat dikategorikan sebagai
revolusi.
5.
Perubahan
Lingkungan Alam.
Lingkungan alam adalah lingkungan yang
sudah ada tanpa harus dibuat oleh manusia. Lingkungan alam diantaranya daratan
(tanah), perairan, dan udara. Alam mempunyai peranan yang sangat penting bagi
kehidupan manusia. Alam adalah penyedia bahan – bahan makanan dan pakaian,
penghasil tanaman, serta sumber kesehatan dan keindahan.
Perubahan lingkungan alam dapat terjadi
karena factor alam dan factor manusia. Banjir, lahar panas, gunung meletus,
gempa dan tsunami adalah contoh perubahan lingkungan alam akibat factor alam.
Sementara penyebab perubahan lingkungan alam karena factor manusia yang dapat
menyebabkan perubahan pada lingkungan alam antara lain penggunaan teknologi
dalam mengelola alam, pemanfaatan lingkungan alam secara berlebihan, pembuangan
limbah ke lingkungan alam, dsb. Ketika penggunaan teknologi tidak diperhatikan
secara benar, maka dapat mengakibatkan kerusakan. Perubahan yang terjadi pada
lingkungan alam bahkan dapat menyebabkan masyarakat yang mendiami daerah
tersebut terpaksa harus meninggalkan tempat tinggalnya.
Suatu masyarakat yang tinggal di
lingkungan pantai mempunyai pekerjaan sebagai nelayan. Suatu saat mereka
mengalami bencana tsunami. Lingkungan alam di sekitar tempat tinggal mereka
mengalami perubahan besar. Mereka direlokasi ke lingkungan alam dataran rendah.
Relokasi tempat tinggal membuat mereka harus mengubah mata pencaharian mereka
yang semula sebagai nelayan berubah menjadi petani.
Lingkungan alam berkaitan pula dengan
perubahan penduduk. Ketika terjadi pertambahan penduduk, maka semakin tinggi
pula tekanan terhadap alam. Oleh karena itu bisa terjadi perusakan alam.
Misalnya untuk memenuhi kebutuhan akan perumahan, manusia mengeringkan lahan
pertanian untuk membangun rumah. Akibatnya lahan pertanian menjadi sempit,
serta banyak petani yang kehilangan lahan untuk bertani dan terpaksa bekerja
sebagai buruh pabrik atau pekerjaan lainnya.
6.
Peperangan.
Terjadinya perang di suatu wilayah akan
berpengaruh terhadap perubahan warga masyarakatnya. Perubahan itu dapat terjadi
pada cara berperilaku, berfikir ataupun kepribadian dari mereka. Mengapa
demikian ?. perang akan membawa perubahan besar dan kecil dalam warga
masyarakat yang terlibat perang. Hal ini terutama pada masyarakat yang kalah
perang. Bangsa yang menang perang akan memaksakan kebudayaannya kepada Negara
yang kalah perang. Indonesia pernah berperang melawan bangsa Jepang dan
Belanda. Meskipun Jepang menjajah Negara kita hanya sekitar kurang lebih tiga
setengah tahun (1942 – 1945). Namun banyak membawa perubahan social budaya
bangsa Indonesia. Perubahan social budaya yang terjadi akibat Indonesia
dikuasai Jepang dapat kita bagi menjadi beberapa bidang, diantaranya sebagai
berikut :
a.
Bidang
Sosial.
Dalam bidang social, kemiskinan dan
kelaparan terjadi di berbagai daerah. Tenaga kerja produktif yang ada di desa
dipekerjakan pada beragam proyek. Akhirnya desa pun mengalami krisis karena
tidak terurus.
b.
Bidang
Ekonomi.
Di bidang ekonomi terlihat bahwa rakyat
hidup dalam kesulitan dan kemiskinan. Sumber daya dan hasil – hasil pertanian
dibawa untuk kepentingan perang Jepang. Bahkan pada waktu itu, rakyat hanya
makan ubi dan bonggol pisang.
c.
Bidang
Budaya.
Bidang budaya terdapat dampak yang cukup
baik, karena Bahasa Indonesia berkembang luas. Hal ini sebagai dampak kebijakan
Jepang yang melarang kebudayaan Barat (Belanda). Karya sastra bermunculan
dengan nuansa perang dan kemerdekaan.
d.
Bidang
Politik
Para pemimpin dilibatkan dalam beragam
organisasi. Mereka pun memanfaatkan kesempatan itu untuk mempersiapkan
kemerdekaan. Puncak perjuangan untuk merdeka dimulai dari masa ini.
Ketika Jepang menduduki Indonesia, pada
tahun 1945, dua bom atom dijatuhkan oleh tentara sekutu di kota Hiroshima dan
Nagasaki. Delapan hari setelah bom atom menghancurkan Nagasaki, rakyat
Indonesia memproklamasikan kemerdekaannya pada 17 Agustus 1945. Jatuhnya bom
atom di Jepang memberikan hikmah lepasnya belenggu kekejaman tentara Jepang
yang telah merampas hamper seluruh harta benda yang dimiliki penduduk
Indonesia. Perubahan terbesar yang dirasakan bangsa Indonesia pada tahun 1945
adalah terjadinya proklamasi kemerdekaan.
7.
Pengaruh
Kebudayaan Masyarakat Lain.
Kebudayaan dalam masyarakat mempunyai
kecenderungan untuk salaing mempengaruhi. Seperti halnya kita. Kita dapat
mempengaruhi yang lain dalam berpakaian, gaya rambut ataupun berperilaku.
Begitu juga sebaliknya, orang lain pun dapat mempengaruhi kita dalam berbagai
hal. Dalam masyarakat, pengaruh kebudayaan suatu masyarakat dapat menyebabkan
terjadinya perubahan social budaya pada masyarakat lain. Hubungan yang terjadi
dapat menimbulkan pengaruh timbal balik. Suatu masyarakat dapat mempengaruhi
masyarakat lainnya, tetapi juga menerima pengaruh dari masyarakat yang
mempengaruhinya.
Masuk dan berkembangnya unsur agama
Islam pada waktu lalu telah menyebabkan perubahan social yang sangat luas di
kalangan masyarakat Indonesia. Ketika agama Islam masuk ke Indonesia, telah
berkembang terlebih dahulu agama Hindu dan agama Budha. Pengaruh kebudayaan
Hindu sangat kuat sehingga kebudayaan dari agama Hindu masih tampak nyata.
Kebudayaan Islam dengan kebudayaan masyarakat setempat akhirnya mengalami
percampuran budaya. Hal ini terlihat dari beberapa bangunan yang mencerminkan
bentuk perpaduan, sebagai contoh Masjid Agung Banten ataupun Masjid Demak yang
mencerminkan adanya perpaduan kedua agama. Pada masjid Agung banten, struktur
bangunannya mencerminkan seni bangunan Meru sebagai ciri utama bangunan Hindu,
namun bangunan masjid mempunyai fungsi sebagai bangunan untuk beribadah umat
Islam. Perubahan itu terjadi karena dua kebudayaan saling bertemu secara
langsung.
Proses pertemuan kebudayaan tidak selalu
saling mempengaruhi. Ketika kedua kebudayaan mempunyai taraf seimbang, yang
terjadi adalah saling menolak (Cultural Animosity). Keadaan itu dapat berawal
dari keadaan masa lalu, kedua kebudayaan yang mengalami pertentangan fisik.
Pertentangan itu kemudian dilanjutkan dengan pertentangan – pertentangan non
fisik. Contoh Cultural Animosity terjadi pada kebudayaan Kesultanan Yogyakarta
dan Kasunanan Surakarta. Keduanya merupakan pecahan dari Kerajaan Mataram.
Yogyakarta dan Surakarta mempunyai kebudayaan yang hamper sama, namun
sebenarnya berbeda karena mereka tidak mau saling terpengaruh. Misalnya saja,
gaya pakaian adat antar Yogyakarta dan Surakarta memang sama, namun ada sedikit
perbedaannya. Perbedaan tersebut tampak mulai dari Model Beskap, cara melipat
jarik, Blangkon, gaya busana kebaya dan Tata cara pengantin.
Proses
pengaruh kebudayaan lain yang menyebabkan terjadinya perubahan social budaya,
antara lain sebagai berikut :
a.
Difusi
Difusi merupakan proses penyebaran unsur
baru, baik berupa alat, ide atau gagasan dari satu pihak ke pihak lain, dari
satu tempat ke tempat lain, dari satu orang ke orang lain dan dari suatu
masyarakat ke masyarakat lain. Difusi dapat dengan mudah menyebar ketika
masyarakat itu terbuka dengan dunia luar. Contohnya pada masyarakat tani
tradisional, pengolahan lahan pertanian masih menggunakan tenaga hewan dan
manusia. Mereka kemudian mengenal mesin traktor yang ternyata lebih praktis dan
lebih cepat dalam mengolah lahan. Pengetahuan manusia berkembang dan berubah
karena menghimpunnya dari interaksi dengan masyarakat atau manusia lain.
b.
Akulturasi
(Cultural Contact).
Salah satu bentuk interaksi social
Asosiatif adalah akulturasi. Percampuran bentuk bangunan antara agama Hindu dan
Islam yang diwujudkan dalam bentuk Masjid adalah salah satu contoh akulturasi.
Akulturasi terjadi ketika satu kebudayaan tertentu yang dihadapkan dengan unsur
– unsur kebudayaan asing, lambat laun unsur kebudayaan asing tersebut melebur
atau menyatu kedalam kebudayaan sendiri (asli), tetapi tidak menghilangkan ciri
kebudayaan lama. Ketika berkembang music rap dari Negara asing bertemu dan
digabungkan dengan Bahasa Jawa, maka terciptalah akulturasi music rap dengan
bahasa Jawa.
c.
Asimilasi.
Asimilasi mirip dengan akulturasi.
Keduanya merupakan pertemuan kebudayaan. Bedanya terletak pada , akulturasi
sebagai pertemuan kebudayaan yang menghasilkan kebudayaan campuran, maka
asimilasi merupakan pertemuan dua kebudayaan yang lambat laun melebur menjadi
kebudayaan baru dimana unsur dari masing – masing kebudayan asli hilang.
d.
Penetrasi
Penetrasi merupakan proses perembesan
unsur budaya kepada suatu masyarakat baik secara damai ataupun paksaan.
Masuknya unsur agama atau pemaksaan kebudayaan dari bangsa penjajah kepada
bangsa yang dijajah merupakan contoh proses penetrasi. Contoh Agama Kristen
yang dibawa oleh penjajah Belanda.
e.
Invasi.
Invasi yaitu masuknya unsur – unsur
kebudayaan asing kedalam kebudayaan setempat dengan peperangan (penaklukan) bangsa
asing terhadap bangsa lain. Masuknya Belanda ke Indonesia pada masa penjajahan
membawa serta unsur – unsur budaya yang sebagian diterapkan pada masyarakat
daerah jajahannya. Beberapa unsur tersebut diantaranya adalah bahasa, agama
Kristen dan system pemerintahan.
f. Milenarisme.
Milenarisme yaitu salah satu bentuk
kebangkitan, yang berusaha mengangkat golongan masyarakat bawah yang tertindas
dan telah lama menderita dalam kedudukan social yang rendah. Masyarakat
pedalaman yang memiliki sumber daya alam yang melimpah namun selama ini tidak
bisa mengolah sumber daya alam itu karena telah dieksploitasi orang asing dan
sekarang berusaha untuk bisa mengolah kekayaan alam mereka sendiri.
aaaaa
b.
Faktor
Penghambat Perubahan Sosial Budaya.
Selain factor yang dapat menyebabkan
terjadinya perubahan social budaya dalam masyarakat terdapat pula factor yang
menghalanginya. Factor yang menghalangi terjadinya perubahan dikenal juga
dengan factor penghambat.
1.
Kehidupan
Masyarakat Terasing.
Keadaan masyarakat yang terasing belum
tentu kehendak mereka. Hal ini dapat terjadi karena kondisi daerah yang
terisolasi dari jalur komunikasi dan transportasi dapat menyebabkan mereka
menjadi terisolasi dari masyarakat lain. Tentunya hal tersebut dapat menghambat
terjadinya perubahan social budaya. Kehidupan masyarakat terasing atau
terisolasi menyebabkan masyarakatnya tidak mengetahui perkembangan yang terjadi
pada masyarakat lain, sehingga mereka sulit untuk berkembang dan memperkaya
budayanya. Akibatnya perubahan social budaya dalam masyarakat tersebut menjadi
sulit terjadi.
2.
Perkembangan
Ilmu Pengetahuan Yang Terlambat.
Ilmu pengetahuan adalah jendela dari
perubahan social budaya. Ketika ilmu pengetahuan berkembang dengan baik, sudah
pasti masyarakat yang bersangkutan akan mengalami perubahan social budaya
dengan cepat. Namun sebaliknya, apabila ilmu pengetahuan dalam masyarakat
lambat, maka perubahan social akan berjalan dengan lambat. Berkembangnya ilmu
pengetahuan juga dapat dilihat dari maju tidaknya pendidikan dalam masyarakat
itu. Ada juga daerah yang memang terisolasi, terasing, terpencil dan jauh dari
masyarakat lain, sehingga sulit untuk mendapatkan ilmu pengetahuan. Banyak juga
daerah yang sebenarnya terisolasi atau sulit dijangkau komunikasi dan
transportasi namun memiliki keinginan kuat dalam memperoleh ilmu pengetahuan.
3.
Sikap
Masyarakat yang Tradisional.
Masyarakat Suku Baduy Dalam atau Urang
Kanekes adalah salah satu suku bangsa di daerah Banten yang masih sangat
mengagungkan sikap tradisional warisan dari nenek moyang. Mereka memilih
mengisolasi diri dari dunia modern. Anak – anak tidak mereka disekolahkan
secara formal. Mereka hanya boleh belajar dari lingkungan alam. Pelajaran yang
mereka dapatkan adalah secara turun – temurun terutama adat istiadat warisan nenek
moyang. Di Masyarakat Baduy Dalam, tidak ada teknologi, kendaraan dan alat –
alat elektronik yang mereka pergunakan. Listrik, alat – alat elektronik, bahan
– bahan kimia, sampo, sabun, televise, Handphone, dsb tidak diperkenankan untuk
digunakan. Ketika ada yang berkunjung ke wilayah mereka, maka semua hal yang
dilarang untuk dipergunakan juga tidak boleh dibawa. Bagi mereka, amanah
leluhur adalah segalanya. Suku Baduy Dalam tidak mau menerima perubahan dari
luar karena dianggap hanya akan merusak alam. Rumah tempat tinggal mereka
direkatkan tanpa paku dan semen. Bangunan rumah menggunakan kayu, bamboo, injuk
dan daun pohon aren. Suku baduy mempunyai sikap yang sudah ditanamkan sejak
nenek moyang. Bagi mereka sikap tradisi secara mutlak tidak dapat diubah.
Kehidupan masyarakat yang masih
tradisional semacam ini dapat menghambat perubahan social budaya dalam
masyarakat mereka. Namun ini adalah pilihan hidup bagi masyarakat sehingga
tidak boleh dipersalahkan. Masyarakat Tradisional adalah suatu masyarakat yang
memelihara, menjaga dan mempertahankan tradisi, adat istiadat, system nilai,
system norma dan bahkan system kebudayaan yang diwariskan oleh generasi
pendahulunya. Dilihat dari letak pemukimannya, masyarakat tradisional umumnya
terdapat di pedesaan. Namun antara masyarakat pedesaan dan masyarakat
tradisional sebenarnya tidak bisa disamakan. Masyarakat tradisional mempunyai
pandangan bahwa melaksanakan warisan nenek moyang yang berupa nilai hidup,
norma, harapan, cita – cita merupakan kewajiban, kebutuhan dan kebanggaan.
Karakteristik yang menonjol dari masyarakat tradisional adalah melaksanakan
tradisi mereka dengan murni.
4.
Adanya
Prasangka Terhadap Hal – Hal Baru atau Asing.
Merasakan hidup di bawah penjajah selama
berates – ratus tahun membuat bangsa Indonesia banyak yang mengalami trauma,
terutama untuk golongan tua. Mereka terkadang mudah merasa curiga dan
berprasangka buruk terhadap budaya asing atau hal baru yang berasal dari Barat.
Perasaan dan prasangka menimbulkan sikap yang acuh, tidak peduli, bahkan
antipasti terhadap sesuatu yang baru dari luar masyarakat. Padahal sesuatu yang
berasal dari luar tersebut bisa jadi sebenarnya bermanfaat dan dapat membawa
perubahan bagi kehidupan mereka. Namun ada masyarakat yang memang menanamkan
sikap kepada warganya bahwa sesuatu yang berasal dari luar masyarakat hanya
akan merusak alam dan kehidupan mereka. Hal inilah yang kemudian membuat suatu
masyarakat tidak mengalami perubahan social budaya.
5.
Adat
Istiadat atau Kebiasaan.
Adat merupakan pola perilaku bagi
anggota masyarakat yang dilakukan berulang – ulang untuk memenuhi kebutuhan
pokok. Adat biasanya bersumber dari nilai tradisional yang telah mengakar pada
kehidupan suatu masyarakat. Adat istiadat telah mereka nikmati sebagai bagian
dari kehidupan mereka. Selanjutnya, ketika ada hal baru yang akan menggantikan
adat lama mereka, belum tentu akan diterima begitu saja oleh masyarakat.
Adat dan cara yang sulit untuk
tergantikan misalnya mengenai bidang kepercayaan, system mata pencaharian, cara
berpakaian, pembuatan rumah, upacara adat, dsb. Misalnya adat kebiasaan dalam
penggunaan alat. Penerapan alat pemotong padi dalam suatu masyarakat belum
tentu akan langsung diterima begitu saja. Memotong padi menggunakan alat
pemotong sederhana bagi para wanita pada masyarakat tertentu sudah dilakukan
turun – temurun. Mereka mempunyai pekerjaan tambahan memotong padi dengan cara
lama. Ketika ada unsur penerapan teknologi baru di masyarakatnya, mungkin
penerapan alat pemotong padi ditolak penggunaannya.
Materi IPS Terpadu SMP / MTS Kelas IX
Perubahan Sosial Budaya dan Globalisasi – Perubahan Sosial Budaya
- Get link
- X
- Other Apps
Comments
Post a Comment