Perubahan Sosial Budaya dan Globalisasi – Perubahan Sosial Budaya (Materi IPS Terpadu SMP / MTS Kelas IX – Halaman 85 s/d 114)


Perubahan Sosial Budaya dan Globalisasi – Perubahan Sosial Budaya (Materi IPS Terpadu SMP / MTS Kelas IX – Halaman 85 s/d 114) 

Kingsley Davis dalam Soerjono Soekanto (2014) mengatakan bahwa perubahan social merupakan bagian dari perubahan kebudayaan. Perubahan dalam kebudayaan mencakup hal – hal seperti kesenian, ilmu pengetahuan, teknologi dan filsafat. Menurutnya perubahan social sebagai perubahan pada system social, struktur dan fungsi masyarakat. Apa saja yang termasuk perubahan social dan perubahan budaya. Perubahan social misalnya perubahan perilaku perempuan dan laki – laki serta masih banyak perubahan lainnya. Budaya dapat diartikan sebagai hasil cipta rasa karsa manusia. Hal – hal yang termasuk perubahan budaya diantaranya adalah perubahan pada alat transportasi, alat komunikasi, serta perubahan pada bidang budaya lainnya.
Berdasarkan contoh di atas, terlihat bahwa perubahan social dan perubahan budaya saling berkaitan. Perubahan budaya dapat menyebabkan perubahan social dalam masyarakat atau bisa jadi dalam masyarakat terdapat perubahan social yang dapat menyebabkan terjadinya perubahan budaya. Namun yang harus diingat bahwa tidak semua perubahan budaya dapat menyebabkan perubahan social atau sebaliknya. Dengan demikian, perubahan social budaya merupakan penggunaan istilah yang dapat digunakan untuk mencakup kedua jenis perubahan yang terjadi.
1.      Bentuk Perubahan Sosial Budaya.
Perubahan social budaya dalam masyarakat sangat beragam, baik bentuk maupun jenisnya. Oleh karena itu, untuk mempermudah mempelajari bentuk perubahan social budaya perlu diklasifikasikan.  
a.      Perubahan Dilihat Dari Waktunya.
Perubahan social yang terjadi mempunyai kecepatan atau waktu yang berbeda – beda antara masyarakat satu dengan masyarakat yang lain. Pada masyarakat tradisional tentunya kecepatan perubahan social budayanya akan lebih lambat dibandingkan dengan masyarakat modern. Mengapa demikian ?. hal tersebut dikarenakan masyarakat modern lebih terbuka dan heterogen dibandingkan dengan masyarakat tradisional.  
1.      Perubahan Sosial Lambat atau Evolusi.
Perubahan social lambat dikenal juga dengan evolusi. Perubahan social lambat atau evolusi merupakan perubahan social yang memerlukan waktu lama dan diikuti oleh rentetan perubahan kecil yang terjadi secara lambat. Perubahan social pada masyarakat tradisional dapat dikategorikan mengalami perubahan lambat ini. Dalam masyarakat tradisional perubahan yang terjadi kecil dan cukup lama sehingga mereka seolah tampak tidak mengalami perubahan. Contoh dari perubahan evolusi adalah kehidupan masyarakat primitive. Lamanya waktu yang diperlukan dalam perubahan mata pencaharian masyarakat dari masa berburu dan meramu, bercocok tanam dan beternak, masa pertanian dan masa perundagian dapat dicontohkan untuk perubahan evolusi.  
2.      Perubahan Sosial Cepat atau Revolusi.
Revolusi industry merupakan perubahan social budaya yang dapat dikategorikan dalam perubahan social cepat. Revolusi industry sebenarnya berlangsung cukup lama yaitu tahun 1750 – 1850. Namun karena revolusi industry mengakibatkan perubahan secara besar – besaran, maka waktu 100 tahun bukan menjadi waktu yang lama. Untuk itulah revolusi industry tetap dikategorikan dalam perubahan social budaya cepat.. revolusi adalah perubahan social yang berlangsung dalam waktu cepat dan hal – hal mendasar dalam masyarakat ikut mengalami perubahan. Perubahan besar terjadi di bidang pertanian, manufaktur, pertambangan, transportasi dan teknologi. Revolusi industry terjadi di Britania Raya dan menyebar ke seluruh Eropa barat, Amerika dan Jepang. Revolusi Inggris dianggap sebagai pelopor revolusi di Negara lain. Revolusi industry membawa akibat dalam berbagai bidang kehidupan bagi negaranya ataupun bagi Negara lain, antara lain sebagai berikut :
1.      Proses mekanisme dalam usaha industry.
2.      Perdagangan makin berkembang.
3.      Transportasi lancar.
4.      Berkembangnya urbanisasi.
5.      Terjadinya kesenjangan social.
Selain akibat di atas, setelah adanya revolusi industry terjadi perubahan pada sendi atau dasar dari kehidupan masyarakat terutama pada lembaga kemasyarakatan. Revolusi industry mengubah pola hubungan antara buruh dan majikan, system kekeluargaan dan sebagainya. Pada dasarnya perubahan social budaya yang cepat atau revolusi dapat terjadi tanpa direncanakan atau direncanakan terlebih dahulu.
b.      Perubahan Dilihat Dari Pengaruhnya.
1.      Perubahan Yang Pengaruhnya Kecil.
Perubahan yang pengaruhnya kecil diikuti oleh sebagian kecil orang. Perubahan ini tidak membawa perubahan mendasar pada bidang kehidupan. Perubahan yang pengaruhnya kecil merupakan perubahan yang tidak membawa perubahan pada unsur struktur social masyarakat. Perubahan yang pengaruhnya kecil artinya perubahan tersebut hanya dianut oleh sebagian kecil orang yang menyukainya saja sehingga perubahan ini tidak membawa pengaruh berarti bagi sebagian besar orang. Contohnya perubahan model baju yang dipakai tahun ini dengan tahun kemarin, perubahan model rambut atau gaya berbusana yang sedang popular., dll.
2.      Perubahan Yang Pengaruhnya Besar.
Perubahan yang pengaruhnya besar adalah perubahan yang membawa perubahan dalam sendi – sendi kehidupan suatu masyarakat.. industrialisasi merupakan salah satu contoh dari bentuk perubahan ini. Industrialisasi membawa pengaruh besar terhadap berbagai bidang kehidupan di masyarakat. Industrialisasi merupakan proses perubahan social ekonomi yang mengubah system mata pencaharian masyarakat agraris (Pertanian) menjadi masyarakat industry.. proses industrialisasi dapat ditemukan dalam masyarakat kota atau masyarakat desa. Pembangunan pabrik – pabrik untuk kepentingan industry sebagai bagian dari proses industrialisasi.
c.       Perubahan Dilihat Dari Perencanaannya.
1.      Perubahan Yang Direncanakan (Planned Change).
Pembangunan jalan dikategorikan dalam perubahan social budaya yang direncanakan. Perubahan yang direncanakan atau Planned Change merupakan perubahan yang memang diinginkan dan dikehendaki oleh masyarakat atau pihak yang menginginkan perubahan. Pembangunan dapat dikatakan sebagai contoh perubahan social yang dikehendaki dan direncanakan. Salah satu contoh pembangunan yang dilakukan di Indonesia adalah pembangunan jalan. Kondisi jalan di Indonesia berbeda – beda, terdapat jalan yang sudah tertata dengan baik, misalnya beraspal mulus dan terdapat jalan yang kondisinya belum beraspal. Jalan yang terdapat di suatu daerah bermacam – macam, ada jalan nasional dan jalan daerah. Jalan nasional adalah jalan penghubung antar provinsi yang dibangun untuk memperlancar transportasi lintas nasional, sehingga langsung menjadi tanggung jawab Negara. Sedangkan jalan daerah merupakan jalan penghubung antar daerah didalam provinsi. Jalan penghubung antar kabupaten / kota menjadi tanggung jawab pemerintah provinsi, sedangkan jalan penghubung antar kecamatan merupakan tanggung jawab pemerintah kabupaten. Pembangunan jalan direncanakan oleh pihak – pihak yang merencanakan perubahan atau biasa disebut Agent of Change. Pemerintah, masyarakat atau tokoh masyarakat dapat menjadi contoh pihak yang berperan dalam merencanakan perubahan atau Agent of Change.
Selain pembangunan jalan sebagai perubahan social yang direncanakan, dapat dicontohkan pula penerapan teknologi dalam kegiatan pendidikan. Penerapan Buku Sekolah Elektronik, misalnya merupakan suatu perubahan yang direncanakan. Pembangunan di bidang ilmu pengetahuan dan pendidikan tersebut juga merupakan perubahan social budaya yang dikehendaki atau direncanakan. Pembangunan di bidang pendidikan ditujukan untuk mengejar ketertinggalan bangsa dari laju pertumbuhan bangsa lain. Pembangunan di bidang ilmu pengetahuan dan pendidikan akan mendukung peningkatan kemampuan sumber daya manusia yang berkualitas dan mampu berdaya saing. Penerapan teknologi dalam bidang pendidikan dilakukan untuk mempermudah proses pembelajaran.
2.      Perubahan Yang Tidak Direncanakan (Unplanned Change).
Perubahan social budaya yang tidak direncanakan adalah perubahan yang terjadi diluar jangkauan pengawasan masyarakat. Bencana alam seperti gunung meletus, gempa, banjir, dsb akan membawa perubahan bagi masyarakat yang mengalaminya. Perubahan social budaya yang tidak direncanakan terkadang terjadi sebagai akibat perubahan yang direncanakan. Sebagai contoh, perubahan penggunaan traktor dalam teknologi pertanian merupakan sebuah perubahan yang direncanakan. Kemajuan dan penerapan teknologi tersebut menguntungkan petani karena menghemat tenaga, waktu dan biaya. Namun di sisi lain menimbulkan dampak yang tidak direncanakan, misalnya banyak buruh tani kehilangan pekerjaan karena tenaganya telah digantikan mesin. Selain itu, dampak lainnya adalah memudarnya nilai kegotongroyongan warga masyarakat dalam mengerjakan lahan pertaniannya.
aaaaa
2.      Factor Penyebab dan Penghambat Perubahan Sosial Budaya.
Perubahan social budaya yang terjadi dalam masyarakat tidak datang dengan sendirinya, melainkan ada factor yang menyebabkannya terjadi.
a.      Faktor Penyebab Perubahan Sosial Budaya.
Pada dasarnya perubahan social budaya dalam masyarakat terjadi karena ada sesuatu yang dianggap sudah tidak memuaskan, kebosanan masyarakat terhadap sesuatu yang ada dan juga karena menyesuaikan diri dengan factor yang baru. Factor penyebab perubahan social budaya, diantaranya :
1.      Bertambah dan Berkurangnya Penduduk.
Indonesia termasuk Negara dengan jumlah penduduk yang besar. Penduduk Indonesia mendiami ribuan pulau yang tersebar dari Sabang sampai Merauke. Berdasarkan data kependudukan dunia tahun 2012, Indonesia menempati urutan ke - 4 jumlah penduduk terbesar di dunia. Adapun urutan pertama ditempati China (1,35 Miliar Jiwa), ke – 2 India (1,260 Miliar Jiwa) dank e – 3 Amerika Serikat (314 Juta Jiwa). Sementara itu, hasil sensus penduduk tahun 2010 menunjukkan jumlah penduduk Indonesia mencapai 237.641.326 Jiwa. Jika luas wilayah Indonesia mencapai 1.904.569 km, berarti kepadatan penduduk per km sekitar 125 jiwa. Namun, kepadatan penduduk Indonesia tidak merata.
Pulau Jawa merupakan pulau yang mempunyai kepadatan penduduk paling tinggi. Pulau Jawa menjadi pusat pemerintahan dan perekonomian Negara, sehingga banyak penduduk yang tertarik untuk tinggal di wilayah ini. Kepadatan penduduk yang tinggi di Pulau Jawa dapat dijelaskan dengan melihat factor geografis, khususnya factor fisik berupa tanah yang subur dan factor sejarah. Kerajaan – kerajaan banyak berkembang di Pulau Jawa sehingga pulau Jawa berkembang menjadi pusat aktivitas penduduk saat ini di Indonesia. Apabila suatu daerah mulai dipadati oleh penduduk, maka banyak perubahan social budaya yang terjadi, misalnya keramahtamahan menurun, banyak muncul kelompok baru, perubahan pada lembaga social, dsb.  
Lalu, mengapa perubahan jumlah penduduk menyebabkan terjadinya perubahan social budaya ?. jumlah penduduk di setiap wilayah / provinsi maupun pulau juga berbeda – beda dengan angka pertumbuhan yang berbeda pula. Jumlah penduduk yang besar di Indonesia menjadi permasalahan serius terutama di daerah perkotaan. Semakin besar jumlah penduduk, semakin banyak permasalahan yang dihadapi oleh suatu daerah. Sebagai contoh jumlah penduduk suatu kota mengalami peningkatan yang besar karena adanya urbanisasi. Pertambahan ini mempengaruhi jumlah lahan yang ditempati serta berbagai sarana dan prasarana yang dibutuhkan. Maka terjadilah banyak perubahan social budaya di kota tersebut. Dengan banyaknya penduduk di wilayah tersebut yang berpindah, dapat menyebabkan banyak lahan yang terbengkalai, wilayah tersebut menjadi kurang berkembang karena banyak tenaga produktif yang pindah ke kota, dsb. Pengelolaan bonus demografi yang tepat akan membawa dampak positif terhadap perubahan social budaya masyarakat. Bonus demografi adalah bonus yang dinikmati suatu Negara sebagai akibat dari besarnya proporsi penduduk produktif (rentang Usia 15 – 64 tahun) dalam evolusi kependudukan yang dialaminya. Pengelolaan bonus ini dapat dilakukan dengan cara pemerintah menata kebutuhan sarana dan prasarana kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara yang disesuaikan dengan kebutuhan penduduknya. Selain itu, masalah social yang terjadi sebagai akibat jumlah dan komposisi penduduk yang tidak seimbang harus mendapatkan penanganan yang tepat. Indonesia harus mampu menyiapkan generasi muda yang berkualitas tinggi melalui pendidikan, pelatihan, kesehatan, penyediaan lapangan kerja dan investasi.
2.      Penemuan Baru.
Kecanggihan aplikasi Handphone yang berkembang saat ini sudah tidak diragukan lagi. Awalnya handphone ditemukan sebagai alat komunikasi suara, kemudian karena masih merasa kurang puas, manusia mengembangkan keberadaan Handphone untuk komunikasi tulisan atau message, kamera, radio dan internet. Saat ini, aneka aplikasi dapat masuk kedalam satu telepon seluler canggih ini. Ketidakpuasan masyarakat terhadap keadaan serta kesadaran akan kekuarangan dalam kehidupan masyarakat membuat mereka terus menggali hal – hal baru yang dapat memuaskan mereka. Keadaan semacam ini kemudian membuat banyak penemuan baru diciptakan atau diperbarui.
Penemuan baru memang banyak membawa perubahan social budaya dalam kehidupan masyarakat. Ketika listrik ditemukan oleh Michael Faraday (1791 – 1867) pada tahun 1821, dunia mengalami banyak perubahan termasuk rangkaian penemuan sesudahnya. Kombinasi dari pengetahuan dan penemuan listrik kemudian banyak tercipta seperti alat – alat penghasil tenaga listrik, benda atau alat yang dapat menyalurkan listrik seperti setrika listrik, kompor listrik dan alat masak listrik.
Suatu penemuan baru menyebabkan perubahan dalam bidang – bidang tertentu. Penemuan handphone dan internet adalah sebagian kecil dari penemuan baru atau pembaharuan. Penemuan – penemuan dan pembaharuan tersebut dapat menyebabkan perubahan di bidang komunikasi, interaksi social, status social, pola piker dan tindakan manusia.
3.      Konflik.
Kita harus bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena Negara Indonesia dikaruniai berbagai keanekaragaman baik agama, suku bangsa dan ras. Keanekaragaman tersebut memperkaya multikuturisme bangsa. Namun di sisi lain, keanekaragaman juga membawa proses social negative yang disebut dengan konflik. Setiap orang tentunta pernah bertengkar atau berbeda pendapat dengan orang lain. Kondisi inilah yang dapat dikategorikan dalam konflik. Factor penyebabnya bisa bermacam – macam seperti karena salah paham dan perbedaan pendapat. Konflik dapat di istilahlainkan dengan kata pertentangan. Pertentangan atau konflik dapat terjadi antara individu dan individu, antara kelompok dan kelompok atau antara individu dan kelompok.
Konflik dapat terjadi akibat banyak hal. Penyebab terjadinya konflik pada dasarnya karena adanya perbedaan, baik perbedaan kepentingan, pendapat, kebudayaan atau antar individu. Konflik tersebut kemudian dapat menyebabkan terjadinya perubahan dalam masyarakat. Perubahan social dan konflik adalah dua hal yang saling berkaitan. Ketika dalam masyarakat terjadi perubahan social budaya yang cepat, hal ini dapat mengubah nilai – nilai yang ada dalam masyarakat. Sebaliknya konflik yang terjadi dalam masyarakat juga dapat memunculkan terjadinya perubahan social.
Konflik sebagai penyebab terjadinya perubahan social yang pernah terjadi di Indonesia diantaranya adalah konflik antara pemerintah RI dan GAM (Gerakan Aceh Merdeka). Konflik tersebut terjadi diakibatkan karena perbedaan keinginan yang telah berlangsung sejak tahun 1976. GAM yang pada waktu itu di pimpin oleh Hasan Tiro merupakan gerakan separatis untuk memisahkan diri dari NKRI. Konflik yang telah berlangsung bertahun – tahun ini mengundang perhatian internasional untuk membantu menanganinya. Namun beberapa kali usaha untuk mendamaikan konflik ini gagal. Akhirnya konflik antara GAM dan NKRI berakhir melalui mediasi (penyelesaian konflik) dengan menghadirkan CMI (crisis Management Initatives). Tempat perundingan yang diprakarsai CMI dilaksanakan di kota Helsinki, Finlandia. Tercapainya perundingan antara RI dan GAM dari putaran pertama hingga kelima adalah ditandatanganinya Memorandum Of Understanding (MOU). Setelah terjadinya perdamaian antara GAM dan RI, perubahan social budaya mulai terjadi. Berbagai macam pembangunan di Aceh terus berlangsung. Pembangunan ekonomi di Aceh juga jadi mendapat perhatian lebih, sehingga mereka sudah tidak lagi merasa diabaikan pemerintah.
4.      Terjadinya Pemberontakan atau Revolusi.
Revolusi atau pemberontakan dapat menyebabkan terjadinya perubahan social budaya. Banyak contoh revolusi atau pemberontakan yang terjadi di dunia ini. Gelombang revolusi unjuk rasa dan protes yang terjadi di dunia arab sebagai rangkaian dari The Arab Spring (Pemberontakan Arab) adalah contoh revolusi yang terjadi di dunia. Misalnya, tahun 2011 lalu terjadi revolusi di Mesir. Demonstrasi besar – besaran terjadi di Mesir menuntut agar presiden Hosni Mubarak yang telah berkuasa 30 tahun untuk melepaskan jabatannya. Protes menggunakan teknik pemberontakan sipil dalam kampanye yang melibatkan serangan, demonstrasi, pawai, dan pemanfaatan media social seperti Facebook, Twitter, Youtube atau Skype untuk mengorganisir, berkomunikasi dan mengumpulkan massa. Pemerintah meredam usaha para demonstran yang menggalang aksinya dari internet dengan cara memberhentikan saluran internet dan komunikasi hingga batas waktu yang tidak ditentukan. Revolusi ini berakhir dengan jatuhnya Hosni Mubarak. Setelah terjadi Revolusi, Mesir mengalami perubahan besar dalam berbagai bidang.
Contoh revolusi yang pernah terjadi di Indonesia adalah ketika Indonesia mencapai kemerdekaannya pada tanggal 17 Agustus 1945. Dengan proklamasi, bangsa Indonesia menjadi bangsa yang merdeka, bebas dari cengkeraman penjajah, serta telah mengubah struktur pemerintahan colonial menjadi pemerintahan nasional. Berbagai perubahan terlihat mengikuti, seperti lembaga keluarga, system social, system politik dan system ekonomi.
Pada dasarnya, pemberontakan terjadi diawali dengan adanya ketidakpuasan sebagian masyarakat terhadap situasi dan kondisi. Ketidakpuasan ini diarahkan pada system kekuasaan yang dianggapnya tidak cocok sehingga mendorong para pemberontak membuat system kekuasaan yang berbeda. Rezim yang zalim pada dasarnya menjadi awal munculnya rasa ketidakadilan di masyarakat sehingga mendorong sebagian masyarakat yang merasa tidak diuntungkan melakukan pemberontakan. Situasi dan kondisi ini mendorong pergerakan revolusi sebagai wujud dari pemberontakan. Adanya revolusi akan membawa perubahan – perubahan besar dalam tubuh masyarakat. Misalnya, revolusi Mei tahun 1998 yang terjadi di Indonesia. Peristiwa dimulai dari demonstrasi menuntut turunnya Presiden Suharto yang telah berkuasa selama 32 tahun. Perubahan besar terjadi di Indonesia setelah Soeharto menyatakan mundur dan reformasi bergulir. Dimulai dari perubahan kepala Negara, wakil kepala Negara, struktur cabinet, sampai perilaku warga masyarakat yang menjadi lebih berani mengkritisi cara kerja pemerintah dan sebagainya. Perubahan tahun 1998 ini dapat dikategorikan sebagai revolusi.
5.      Perubahan Lingkungan Alam.
Lingkungan alam adalah lingkungan yang sudah ada tanpa harus dibuat oleh manusia. Lingkungan alam diantaranya daratan (tanah), perairan, dan udara. Alam mempunyai peranan yang sangat penting bagi kehidupan manusia. Alam adalah penyedia bahan – bahan makanan dan pakaian, penghasil tanaman, serta sumber kesehatan dan keindahan.
Perubahan lingkungan alam dapat terjadi karena factor alam dan factor manusia. Banjir, lahar panas, gunung meletus, gempa dan tsunami adalah contoh perubahan lingkungan alam akibat factor alam. Sementara penyebab perubahan lingkungan alam karena factor manusia yang dapat menyebabkan perubahan pada lingkungan alam antara lain penggunaan teknologi dalam mengelola alam, pemanfaatan lingkungan alam secara berlebihan, pembuangan limbah ke lingkungan alam, dsb. Ketika penggunaan teknologi tidak diperhatikan secara benar, maka dapat mengakibatkan kerusakan. Perubahan yang terjadi pada lingkungan alam bahkan dapat menyebabkan masyarakat yang mendiami daerah tersebut terpaksa harus meninggalkan tempat tinggalnya.
Suatu masyarakat yang tinggal di lingkungan pantai mempunyai pekerjaan sebagai nelayan. Suatu saat mereka mengalami bencana tsunami. Lingkungan alam di sekitar tempat tinggal mereka mengalami perubahan besar. Mereka direlokasi ke lingkungan alam dataran rendah. Relokasi tempat tinggal membuat mereka harus mengubah mata pencaharian mereka yang semula sebagai nelayan berubah menjadi petani.
Lingkungan alam berkaitan pula dengan perubahan penduduk. Ketika terjadi pertambahan penduduk, maka semakin tinggi pula tekanan terhadap alam. Oleh karena itu bisa terjadi perusakan alam. Misalnya untuk memenuhi kebutuhan akan perumahan, manusia mengeringkan lahan pertanian untuk membangun rumah. Akibatnya lahan pertanian menjadi sempit, serta banyak petani yang kehilangan lahan untuk bertani dan terpaksa bekerja sebagai buruh pabrik atau pekerjaan lainnya.
6.      Peperangan.
Terjadinya perang di suatu wilayah akan berpengaruh terhadap perubahan warga masyarakatnya. Perubahan itu dapat terjadi pada cara berperilaku, berfikir ataupun kepribadian dari mereka. Mengapa demikian ?. perang akan membawa perubahan besar dan kecil dalam warga masyarakat yang terlibat perang. Hal ini terutama pada masyarakat yang kalah perang. Bangsa yang menang perang akan memaksakan kebudayaannya kepada Negara yang kalah perang. Indonesia pernah berperang melawan bangsa Jepang dan Belanda. Meskipun Jepang menjajah Negara kita hanya sekitar kurang lebih tiga setengah tahun (1942 – 1945). Namun banyak membawa perubahan social budaya bangsa Indonesia. Perubahan social budaya yang terjadi akibat Indonesia dikuasai Jepang dapat kita bagi menjadi beberapa bidang, diantaranya sebagai berikut :  
a.      Bidang Sosial.
Dalam bidang social, kemiskinan dan kelaparan terjadi di berbagai daerah. Tenaga kerja produktif yang ada di desa dipekerjakan pada beragam proyek. Akhirnya desa pun mengalami krisis karena tidak terurus.
b.      Bidang Ekonomi.
Di bidang ekonomi terlihat bahwa rakyat hidup dalam kesulitan dan kemiskinan. Sumber daya dan hasil – hasil pertanian dibawa untuk kepentingan perang Jepang. Bahkan pada waktu itu, rakyat hanya makan ubi dan bonggol pisang.
c.       Bidang Budaya.
Bidang budaya terdapat dampak yang cukup baik, karena Bahasa Indonesia berkembang luas. Hal ini sebagai dampak kebijakan Jepang yang melarang kebudayaan Barat (Belanda). Karya sastra bermunculan dengan nuansa perang dan kemerdekaan.
d.      Bidang Politik
Para pemimpin dilibatkan dalam beragam organisasi. Mereka pun memanfaatkan kesempatan itu untuk mempersiapkan kemerdekaan. Puncak perjuangan untuk merdeka dimulai dari masa ini.
Ketika Jepang menduduki Indonesia, pada tahun 1945, dua bom atom dijatuhkan oleh tentara sekutu di kota Hiroshima dan Nagasaki. Delapan hari setelah bom atom menghancurkan Nagasaki, rakyat Indonesia memproklamasikan kemerdekaannya pada 17 Agustus 1945. Jatuhnya bom atom di Jepang memberikan hikmah lepasnya belenggu kekejaman tentara Jepang yang telah merampas hamper seluruh harta benda yang dimiliki penduduk Indonesia. Perubahan terbesar yang dirasakan bangsa Indonesia pada tahun 1945 adalah terjadinya proklamasi kemerdekaan.
7.      Pengaruh Kebudayaan Masyarakat Lain.
Kebudayaan dalam masyarakat mempunyai kecenderungan untuk salaing mempengaruhi. Seperti halnya kita. Kita dapat mempengaruhi yang lain dalam berpakaian, gaya rambut ataupun berperilaku. Begitu juga sebaliknya, orang lain pun dapat mempengaruhi kita dalam berbagai hal. Dalam masyarakat, pengaruh kebudayaan suatu masyarakat dapat menyebabkan terjadinya perubahan social budaya pada masyarakat lain. Hubungan yang terjadi dapat menimbulkan pengaruh timbal balik. Suatu masyarakat dapat mempengaruhi masyarakat lainnya, tetapi juga menerima pengaruh dari masyarakat yang mempengaruhinya.
Masuk dan berkembangnya unsur agama Islam pada waktu lalu telah menyebabkan perubahan social yang sangat luas di kalangan masyarakat Indonesia. Ketika agama Islam masuk ke Indonesia, telah berkembang terlebih dahulu agama Hindu dan agama Budha. Pengaruh kebudayaan Hindu sangat kuat sehingga kebudayaan dari agama Hindu masih tampak nyata. Kebudayaan Islam dengan kebudayaan masyarakat setempat akhirnya mengalami percampuran budaya. Hal ini terlihat dari beberapa bangunan yang mencerminkan bentuk perpaduan, sebagai contoh Masjid Agung Banten ataupun Masjid Demak yang mencerminkan adanya perpaduan kedua agama. Pada masjid Agung banten, struktur bangunannya mencerminkan seni bangunan Meru sebagai ciri utama bangunan Hindu, namun bangunan masjid mempunyai fungsi sebagai bangunan untuk beribadah umat Islam. Perubahan itu terjadi karena dua kebudayaan saling bertemu secara langsung.
Proses pertemuan kebudayaan tidak selalu saling mempengaruhi. Ketika kedua kebudayaan mempunyai taraf seimbang, yang terjadi adalah saling menolak (Cultural Animosity). Keadaan itu dapat berawal dari keadaan masa lalu, kedua kebudayaan yang mengalami pertentangan fisik. Pertentangan itu kemudian dilanjutkan dengan pertentangan – pertentangan non fisik. Contoh Cultural Animosity terjadi pada kebudayaan Kesultanan Yogyakarta dan Kasunanan Surakarta. Keduanya merupakan pecahan dari Kerajaan Mataram. Yogyakarta dan Surakarta mempunyai kebudayaan yang hamper sama, namun sebenarnya berbeda karena mereka tidak mau saling terpengaruh. Misalnya saja, gaya pakaian adat antar Yogyakarta dan Surakarta memang sama, namun ada sedikit perbedaannya. Perbedaan tersebut tampak mulai dari Model Beskap, cara melipat jarik, Blangkon, gaya busana kebaya dan Tata cara pengantin.
Proses pengaruh kebudayaan lain yang menyebabkan terjadinya perubahan social budaya, antara lain sebagai berikut :  
a.      Difusi
Difusi merupakan proses penyebaran unsur baru, baik berupa alat, ide atau gagasan dari satu pihak ke pihak lain, dari satu tempat ke tempat lain, dari satu orang ke orang lain dan dari suatu masyarakat ke masyarakat lain. Difusi dapat dengan mudah menyebar ketika masyarakat itu terbuka dengan dunia luar. Contohnya pada masyarakat tani tradisional, pengolahan lahan pertanian masih menggunakan tenaga hewan dan manusia. Mereka kemudian mengenal mesin traktor yang ternyata lebih praktis dan lebih cepat dalam mengolah lahan. Pengetahuan manusia berkembang dan berubah karena menghimpunnya dari interaksi dengan masyarakat atau manusia lain.
b.      Akulturasi (Cultural Contact).
Salah satu bentuk interaksi social Asosiatif adalah akulturasi. Percampuran bentuk bangunan antara agama Hindu dan Islam yang diwujudkan dalam bentuk Masjid adalah salah satu contoh akulturasi. Akulturasi terjadi ketika satu kebudayaan tertentu yang dihadapkan dengan unsur – unsur kebudayaan asing, lambat laun unsur kebudayaan asing tersebut melebur atau menyatu kedalam kebudayaan sendiri (asli), tetapi tidak menghilangkan ciri kebudayaan lama. Ketika berkembang music rap dari Negara asing bertemu dan digabungkan dengan Bahasa Jawa, maka terciptalah akulturasi music rap dengan bahasa Jawa.
c.       Asimilasi.
Asimilasi mirip dengan akulturasi. Keduanya merupakan pertemuan kebudayaan. Bedanya terletak pada , akulturasi sebagai pertemuan kebudayaan yang menghasilkan kebudayaan campuran, maka asimilasi merupakan pertemuan dua kebudayaan yang lambat laun melebur menjadi kebudayaan baru dimana unsur dari masing – masing kebudayan asli hilang.
d.      Penetrasi
Penetrasi merupakan proses perembesan unsur budaya kepada suatu masyarakat baik secara damai ataupun paksaan. Masuknya unsur agama atau pemaksaan kebudayaan dari bangsa penjajah kepada bangsa yang dijajah merupakan contoh proses penetrasi. Contoh Agama Kristen yang dibawa oleh penjajah Belanda.
e.       Invasi.
Invasi yaitu masuknya unsur – unsur kebudayaan asing kedalam kebudayaan setempat dengan peperangan (penaklukan) bangsa asing terhadap bangsa lain. Masuknya Belanda ke Indonesia pada masa penjajahan membawa serta unsur – unsur budaya yang sebagian diterapkan pada masyarakat daerah jajahannya. Beberapa unsur tersebut diantaranya adalah bahasa, agama Kristen dan system pemerintahan.
f.       Milenarisme.
Milenarisme yaitu salah satu bentuk kebangkitan, yang berusaha mengangkat golongan masyarakat bawah yang tertindas dan telah lama menderita dalam kedudukan social yang rendah. Masyarakat pedalaman yang memiliki sumber daya alam yang melimpah namun selama ini tidak bisa mengolah sumber daya alam itu karena telah dieksploitasi orang asing dan sekarang berusaha untuk bisa mengolah kekayaan alam mereka sendiri.
aaaaa
b.      Faktor Penghambat Perubahan Sosial Budaya.
Selain factor yang dapat menyebabkan terjadinya perubahan social budaya dalam masyarakat terdapat pula factor yang menghalanginya. Factor yang menghalangi terjadinya perubahan dikenal juga dengan factor penghambat.
1.      Kehidupan Masyarakat Terasing.
Keadaan masyarakat yang terasing belum tentu kehendak mereka. Hal ini dapat terjadi karena kondisi daerah yang terisolasi dari jalur komunikasi dan transportasi dapat menyebabkan mereka menjadi terisolasi dari masyarakat lain. Tentunya hal tersebut dapat menghambat terjadinya perubahan social budaya. Kehidupan masyarakat terasing atau terisolasi menyebabkan masyarakatnya tidak mengetahui perkembangan yang terjadi pada masyarakat lain, sehingga mereka sulit untuk berkembang dan memperkaya budayanya. Akibatnya perubahan social budaya dalam masyarakat tersebut menjadi sulit terjadi.
2.      Perkembangan Ilmu Pengetahuan Yang Terlambat.
Ilmu pengetahuan adalah jendela dari perubahan social budaya. Ketika ilmu pengetahuan berkembang dengan baik, sudah pasti masyarakat yang bersangkutan akan mengalami perubahan social budaya dengan cepat. Namun sebaliknya, apabila ilmu pengetahuan dalam masyarakat lambat, maka perubahan social akan berjalan dengan lambat. Berkembangnya ilmu pengetahuan juga dapat dilihat dari maju tidaknya pendidikan dalam masyarakat itu. Ada juga daerah yang memang terisolasi, terasing, terpencil dan jauh dari masyarakat lain, sehingga sulit untuk mendapatkan ilmu pengetahuan. Banyak juga daerah yang sebenarnya terisolasi atau sulit dijangkau komunikasi dan transportasi namun memiliki keinginan kuat dalam memperoleh ilmu pengetahuan.
3.      Sikap Masyarakat yang Tradisional.
Masyarakat Suku Baduy Dalam atau Urang Kanekes adalah salah satu suku bangsa di daerah Banten yang masih sangat mengagungkan sikap tradisional warisan dari nenek moyang. Mereka memilih mengisolasi diri dari dunia modern. Anak – anak tidak mereka disekolahkan secara formal. Mereka hanya boleh belajar dari lingkungan alam. Pelajaran yang mereka dapatkan adalah secara turun – temurun terutama adat istiadat warisan nenek moyang. Di Masyarakat Baduy Dalam, tidak ada teknologi, kendaraan dan alat – alat elektronik yang mereka pergunakan. Listrik, alat – alat elektronik, bahan – bahan kimia, sampo, sabun, televise, Handphone, dsb tidak diperkenankan untuk digunakan. Ketika ada yang berkunjung ke wilayah mereka, maka semua hal yang dilarang untuk dipergunakan juga tidak boleh dibawa. Bagi mereka, amanah leluhur adalah segalanya. Suku Baduy Dalam tidak mau menerima perubahan dari luar karena dianggap hanya akan merusak alam. Rumah tempat tinggal mereka direkatkan tanpa paku dan semen. Bangunan rumah menggunakan kayu, bamboo, injuk dan daun pohon aren. Suku baduy mempunyai sikap yang sudah ditanamkan sejak nenek moyang. Bagi mereka sikap tradisi secara mutlak tidak dapat diubah.
Kehidupan masyarakat yang masih tradisional semacam ini dapat menghambat perubahan social budaya dalam masyarakat mereka. Namun ini adalah pilihan hidup bagi masyarakat sehingga tidak boleh dipersalahkan. Masyarakat Tradisional adalah suatu masyarakat yang memelihara, menjaga dan mempertahankan tradisi, adat istiadat, system nilai, system norma dan bahkan system kebudayaan yang diwariskan oleh generasi pendahulunya. Dilihat dari letak pemukimannya, masyarakat tradisional umumnya terdapat di pedesaan. Namun antara masyarakat pedesaan dan masyarakat tradisional sebenarnya tidak bisa disamakan. Masyarakat tradisional mempunyai pandangan bahwa melaksanakan warisan nenek moyang yang berupa nilai hidup, norma, harapan, cita – cita merupakan kewajiban, kebutuhan dan kebanggaan. Karakteristik yang menonjol dari masyarakat tradisional adalah melaksanakan tradisi mereka dengan murni.
4.      Adanya Prasangka Terhadap Hal – Hal Baru atau Asing.
Merasakan hidup di bawah penjajah selama berates – ratus tahun membuat bangsa Indonesia banyak yang mengalami trauma, terutama untuk golongan tua. Mereka terkadang mudah merasa curiga dan berprasangka buruk terhadap budaya asing atau hal baru yang berasal dari Barat. Perasaan dan prasangka menimbulkan sikap yang acuh, tidak peduli, bahkan antipasti terhadap sesuatu yang baru dari luar masyarakat. Padahal sesuatu yang berasal dari luar tersebut bisa jadi sebenarnya bermanfaat dan dapat membawa perubahan bagi kehidupan mereka. Namun ada masyarakat yang memang menanamkan sikap kepada warganya bahwa sesuatu yang berasal dari luar masyarakat hanya akan merusak alam dan kehidupan mereka. Hal inilah yang kemudian membuat suatu masyarakat tidak mengalami perubahan social budaya.
5.      Adat Istiadat atau Kebiasaan.
Adat merupakan pola perilaku bagi anggota masyarakat yang dilakukan berulang – ulang untuk memenuhi kebutuhan pokok. Adat biasanya bersumber dari nilai tradisional yang telah mengakar pada kehidupan suatu masyarakat. Adat istiadat telah mereka nikmati sebagai bagian dari kehidupan mereka. Selanjutnya, ketika ada hal baru yang akan menggantikan adat lama mereka, belum tentu akan diterima begitu saja oleh masyarakat.
Adat dan cara yang sulit untuk tergantikan misalnya mengenai bidang kepercayaan, system mata pencaharian, cara berpakaian, pembuatan rumah, upacara adat, dsb. Misalnya adat kebiasaan dalam penggunaan alat. Penerapan alat pemotong padi dalam suatu masyarakat belum tentu akan langsung diterima begitu saja. Memotong padi menggunakan alat pemotong sederhana bagi para wanita pada masyarakat tertentu sudah dilakukan turun – temurun. Mereka mempunyai pekerjaan tambahan memotong padi dengan cara lama. Ketika ada unsur penerapan teknologi baru di masyarakatnya, mungkin penerapan alat pemotong padi ditolak penggunaannya.

Comments